kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45867,20   12,42   1.45%
  • EMAS1.357.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bali Towerindo Sentra (BALI) Menebar Dividen Rp 20 Per Saham


Minggu, 16 Juni 2024 / 11:15 WIB
Bali Towerindo Sentra (BALI) Menebar Dividen Rp 20 Per Saham
ILUSTRASI. Bali Towerindo Sentra (BALI) akan membagikan dividen sebesar Rp 78,69 miliar atau setara dengan Rp 20 per saham.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia infrastruktur menara telekomunikasi, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) akan membagikan dividen sebesar Rp 78,69 miliar atau setara dengan Rp 20 per saham. Rencana pembayaran dividen ini ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Jumat (14/6). 

Pada tahun 2023 pendapatan BALI tercatat mencapai Rp 955 miliar atau turun tipis 2,35% jika dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 978 miliar. Pendapatan tersebut terdiri atas pendapatan seluler Rp 560 miliar dan non-selular Rp 395 miliar. 

Dari sisi bottom line, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 150,49 miliar. Angka ini lebih rendah dibandingkan laba bersih tahun 2023 yang senilai Rp 212,08 miliar.

Direktur Utama BALI Jap Owen Ronadhi mengatakan, Bali Towerindo mengoperasikan dua segmen usaha, yaitu selular dan non-selular. Bisnis selular mencakup penyewaan menara, penyewaan transmisi/bandwidth, operations dan maintenance (O&M) termasuk listrik dan back-up power. 

Baca Juga: Ini Strategi Bali Towerindo (BALI) untuk Hadapi Masuknya Starlink di Indonesia

Sedangkan pada segmen non-selular, bisnis Bali Towerindo mencakup Fiber-to-the-X (FTTX) retail, corporate dan government. Produk non-selular Bali Towerindo dikenal dengan nama Balifiber.

"Di bisnis selular, saat ini kami merupakan penyedia menara terbesar di Bali dan penyedia microcell pole (MCP) terbesar di Jakarta. Seluruh menara BALI telah tersambung dengan jaringan fiber optik dan/atau microwave kapasitas tinggi, serta mampu mengakomodir perkembangan teknologi ke depan. Sementara itu, di bisnis Non-selular, Bali Towerindo menawarkan carrier-grade service dengan kecepatan tinggi, latensi rendah, dan harga yang kompetitif,” ungkapnya, Jumat (14/6).

Segmen usaha selular masih menjadi kontributor terbesar bagi pendapatan usaha Bali Towerindo. Per kuartal I-2024, Bali Towerindo memiliki 3.754 unit menara, dengan jumlah penyewa sebanyak 2.063 penyewa. Segmen ini memberikan kontribusi pendapatan usaha sebesar Rp 138,46 miliar atau 55,43% dari total pendapatan usaha selama kuartal I-2024. Adapun, kinerja pemakaian data mencapai 502.807 Mbps.

Di sisi lain, produk FTTX berhasil memberikan kontribusi sebesar 44,57% atau sebesar Rp111,32 miliar. Jumlah home-passed tercatat adalah 249.180 unit, dengan pelanggan residensial sebanyak 58.538, dan pelanggan korporasi dan lembaga pemerintah sebanyak 1.199.

Baca Juga: Bali Towerindo (BALI) Bakal Tambah 100 Unit Menara di Tahun 2024

Dari sisi kinerja keuangan, BALI mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 249,78 miliar selama kuartal I-2024, meningkat sebesar 6,51% dari Rp 234,52 miliar pada kuartal I-2023. Adapun, sejak 2020 kenaikan pendapatan rata-rata tahunan (CAGR) mencapai 7%. 

Bali Towerindo membukukan EBITDA Rp 170 miliar selama kuartal I-2024 dengan margin 68%. CAGR EBITDA sejak 2020 berkisar 6% per tahun.

Pada 2024, BALI menargetkan pendapatan usaha sekitar Rp 1,05 triliun dengan EBITDA Margin di kisaran 67%. Target pendapatan tersebut sejalan dengan rencana penambahan menara sekitar 100 unit dan penambahan jaringan Fiber to the Home dan Fiber to the Building (FTTX) 30.000 unit home-passed. Home-passed merupakan jaringan fiber optik yang melalui rumah-rumah pelanggan.

"Untuk mendukung target dan ekspansi Bali Towerindo, BALI mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp350 miliar,"  katanya.

Pada 2024, prospek emiten menara telekomunikasi dinilai cukup positif di tengah sentimen pemerintah yang berupaya mengembangkan infrastruktur telekomunikasi dan jaringan digital. 

“Ditinjau dari berbagai sisi, seperti konsumsi data pelanggan, infrastruktur digital, ketersediaan spektrum, bahkan konsolidasi industri, manajemen menyimpulkan prospek industri menara telekomunikasi memiliki ruang untuk pertumbuhan yang masih tinggi. Bali Towerindo mempersiapkan diri untuk memanfaatkan peluang dengan optimal pada tahun 2024,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×