Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. TOBA bakal menjalankan rights issue dalam jumlah sebanyak-banyaknya 470 juta lembar saham dengan nominal Rp 200 per saham.
Di saat yang sama, TOBA juga akan memecah nominal saham atau stock split dengan rasio 1:4. Dalam hal stock split ini, berarti nominal saham TOBA hasil rights issue bakal berubah dari Rp 200 menjadi Rp 50 per saham. Jumlah sahamnya juga akan bertambah menjadi 1,88 miliar saham.
Analis Jasa Utama Capital, Chris Apriliony mengatakan, kinerja TOBA di sektor batubara tergolong cukup baik. Sayangnya, jumlah saham yang beredar tidak banyak sehingga kurang likuid untuk diperjualbelikan. “Hal ini yang membuat investor menahan diri untuk berinvestasi di TOBA,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (9/4).
Oleh karena itu, menurut Chris, langkah TOBA untuk melaksanakan rights issue lalu stock split bakal membuat jumlah saham yang beredar semakin banyak. Hal ini dapat menjadikan saham TOBA lebih likuid dan menarik minat beli investor.
Hingga penutupan perdagangan Selasa (9/4), harga saham TOBA berada di level 1.590. Sementara itu, secara year to date (ytd), harga saham TOBA menurun sebesar 1,85%.
Menurut Chris, secara fundamental, harga saham ini masih tergolong murah. Hal tersebut terlihat dari price earning ratio (PER) yang hanya 5,85 kali. “Rights issue dan stock split seharusnya akan menjadi sentimen positif bagi investor untuk melakukan aksi beli pada saham TOBA,” ucap dia.
Oleh karena itu, ia mengatakan, investor sudah bisa mulai untuk cicil beli saham TOBA. Ia memprediksi, setelah rights issue harga saham TOBA bisa kembali menguat hingga ke level 2.000 untuk jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News