kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,19   5,86   0.65%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bakal IPO, ini potensi tiga anak usaha BUMN


Senin, 28 Agustus 2017 / 19:50 WIB
Bakal IPO, ini potensi tiga anak usaha BUMN


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik kapitalisasi pasar modal tahun ini bisa tembus ke angka Rp 6.500 triliun. Akhir pekan lalu, kapitalisasi pasar modal Indonesia Rp 6.482 triliun. Artinya, BEI harus memenuhi sekitar Rp 18 triliun lagi.

Salah satu langkah yang bisa ditempuh untuk meningkatkan kapitalisasi pasar, yakni dengan menambah perusahaan tercatat. Pada semester 2 ini, ada beberapa perusahaan yang akan melantai di bursa. Tiga diantaranya merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dalam catatan KONTAN, anak usaha BUMN yang berniat melantai pada semester 2-2017 diantaranya anak usaha PTPP, yakni PT PP Presisi. Perusahaan jasa konstruksi peralatan berat ini akan melepas 35% saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Emiten ini mengincar dana IPO Rp 2,7 triliun sampai Rp 3 triliun. Rencananya, emiten ini akan melantai pada Oktober 2017.

Yang tak kalah menarik, PT Wika Gedung. Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini menargetkan memperoleh dana sebesar Rp 3 triliun-Rp 3,5 triliun. Wika Gedung akan melepas sekitar 30%-35% saham. Nantinya, Wika Gedung akan menggunakan 100% dana IPO untuk ekspansi.

Per akhir 2016, WIKA Gedung memiliki aset Rp 2,03 triliun. Sedangkan pada akhir tahun lalu, WIKA Gedung mencatat pendapatan Rp 1,9 triliun dengan ekuitas di angka Rp 645 miliar.

Calon emiten lain, anak perusahaan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), yaitu PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF Aero Asia). Perusahaan yang bergerak dibidang perawatan pesawat ini menargetkan bisa IPO pada September 2017.

Dalam catatan KONTAN, GMF Aero Asia akan melepas saham sekitar 30% dari seluruh total saham perusahaan. Dana yang diincar sekitar US$ 200 juta sampai US$ 300 juta. Angka itu setara dengan Rp 2,6 triliun sampai Rp 3,9 triliun (dengan kurs Rp 13.000 per dollar AS).

Dengan rencana tersebut, kontribusi dari ketiga anak perusahaan BUMN itu maksimal berkisar Rp 10 triliun. Pada semester 1, BEI telah mencatat 18 perusahaan menjadi perusahaan terbuka. Rencananya, tahun ini BEI menargetkan bisa mengajak minimal 30 perusahaan untuk listing. "Insya Allah dapat tercapai," kata Tito Sulistio Direktur Utama Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (28/8).

Artinya, masih ada 12 perusahaan lain, yang berpotensi untuk menggenjot kapitalisasi pasar modal. Termasuk diantaranya, anak usaha BUMN.

Kevin Juido Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas menyatakan, ketiga perusahaan tersebut menarik, lantaran memiliki latar belakang sebagai anak usaha BUMN. "Namun secara sektoral saya lebih ke arah PTPP Presisi dan Wika Gedung," ujar Kevin kepada KONTAN, Senin (28/8).

Alasannya, PTPP Presisi secara produk dan jasanya memiliki bisnis sewa alat berat dan properti, sedangkan Wika Gedung lebih ke industri infrastruktur dan juga industri energi. "Apalagi ditambah pemerintah sedang genjot-genjotnya di bidang infrastruktur. Itu menjadi sentimen positif terhadap perusahaan tersebut," imbuhnya.

Lucky Bayu Purnomo, Analis Danareksa Sekuritas memiliki pendapat berbeda. Dia menjagokan GMF Aero Asia dan PTPP Presisi. Namun, dia menilai PTPP Presisi masih memiliki bisnis yang lebih agresif. "Ini karena induk usahanya punya kinerja yang cukup kuat," katanya, Senin (28/8).

Sedangkan GMF Aero Asia, meski induk usahanya belum memiliki kinerja yang menggairahkan, anak usaha ini punya potensi unggul. Menurutnya, usaha yang dijalankan oleh GMF Aero Asia memiliki karakter tersendiri dibandingkan dengan model bisnis lain. "Ini bisa menjadi pertimbangan pasar sebelum masuk," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×