Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Punya prospek positif di jangka panjang, investor direkomendasikan untuk membeli saham saham emiten yang telah mencanangkan hilirisasi tambang. Mengingat, lewat hilirisasi harapannya kinerja laporan keuangan emiten akan semakin positif didukung harga jual yang cukup kompetitif
Adapun beberapa emiten yang diketahui bakal melakukan hilirisasi yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Direktur BUMI Dileep Srivastava mengungkapkan, bahwa saat ini perusahaan itu masih dalam tahap pengkajian rencana hilirisasi.
"Ini masih terlalu awal, BUMI akan membuat keputusan Feasibility Studies selesai. Setelah itu, kita akan tahu apa yang paling optimal untuk diusulkan dan untuk ke depannya," kata Dileep kepada Kontan.co.id, Minggu (10/3).
Sebagai informasi, sebelumnya Direktur Utama BUMI Saptari Hoedaja mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk membangun kawasan industri bernama PT Batuta Chemical Industrian Park di Bengalon, Kalimantan Timur.
Proyek hilirisasi gasifikasi batubara tersebut nantinya mampu mengubah batubara menjadi metanol, dan kemudian bisa mengubah metanol menjadi fuel diesel. Di mana, diperkirakan dana investasi yang dibutuhkan untuk mendanai proyek tersebut hampir mencapai US$ 2,5 miliar atau setara Rp 35 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS).
Sayangnya, saat ditanya seberapa besar untung dan rugi hilirisasi bagi perusahaan, Dileep belum ingin menjabarkan lebih lanjut. "Baiknya tidak berspekulasi dulu, karena studi kelayakan yang mencakup berbagai opsi sedang berlangsung," jelasnya.
Di sisi lain, meskipun baru rencana hilirisasi, Analis Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hardy merekomendasikan investor untuk membeli beberapa saham tambang tersebut. Di mana, dia meyakini emiten yang menjalankan hilirisasi industri bakal memiliki prospek positif.
Apalagi, hilirisasi produk tambang menurutnya sudah seharusnya dilakukan sejak dulu. Untuk itu diperlukan kerja sama dari pemerintah dan swasta dalam mendorong realisasi hilirisasi produk tambang.
"Tidak bisa salah satu pihak saja. Dukungan pemerintah diperlukan, misalnya melalui pemberian insentif. Mengingat, proses penghilirisasian ini membutuhkan belanja modal yang besar," ungkap Robertus kepada Kontan.co.id, Minggu (10/3).
Dengan begitu, investor direkomendasikan untuk membeli saham ANTM dengan target harga Rp 1.100, PTBA dengan target harga Rp 4.500 dan saham BUMI dengan target harga Rp 450.
Asal tahu saja, akhir pekan ini (8/3) saham ANTM ditutup koreksi sebanyak 5,26% di harga Rp 990, begitu juga saham PTBA yang terkoreksi 0,99% ke harga Rp 4.000, dan saham BUMI yang merosot 4,05% di harga Rp 142.
Sebagai gambaran, PTBA sudah melakukan pencanangan proyek hilirisasi gasifikasi batubara menjadi DME yang bisa dijadikan pengganti LPG, begitu juga dengan ANTM yang bakal bekerja sama dengan induk usahanya Inalum untuk produksi alumina.
Sedangkan BUMI, masih melakukan kajian terkait rencana gasifikasi batubara menjadi metanol hingga akhirnya menghasilkan fuel diesel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News