Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, perusahaan masih memiliki kewajiban sisa pembayaran sebesar Rp 1,2 triliun untuk akuisisi PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM).
SMDM merupakan pengembang kawasan Rancamaya Golf & Estate di Bogor, yang menawarkan produk hunian dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 700 juta hingga Rp 25 miliar per unit.
Selain itu, terdapat proyek Royal Tajur (Bogor) dengan harga hunian Rp 790 juta – Rp 4,5 miliar per unit, serta Harvest City di Cileungsi dengan harga Rp 300 juta – Rp 1 miliar per unit.
“Tidak hanya proyek residensial, akuisisi SMDM juga akan dikembangkan oleh perseroan untuk proyek komersial hingga hiburan yang akan mendorong recurring income perseroan,” ujar Aqil Triyadi, analis Panin Sekuritas dalam riset tertanggal 25 Juni 2025.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham AKRA, INCO, INDF, INKP, KLBF untuk Perdagangan Senin (21/7)
Pada kuartal I 2025, BSDE juga telah meluncurkan sejumlah produk residensial dan komersial baru. Perusahaan mencatat marketing sales sebesar Rp 2,4 triliun atau 24% dari target tahunan sebesar Rp 10 triliun.
Aqil menilai bahwa insentif PPN 0% tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja BSDE. Namun, peluncuran produk baru di BSD City fase II dan III, Kota Wisata Cibubur, serta proyek hasil akuisisi SMDM di Bogor dan Cileungsi diperkirakan akan menjadi katalis positif.
“Kami memperkirakan marketing sales BSDE dapat tetap bertumbuh menjadi Rp 10,1 triliun,” ucap Aqil.
Terkait prospek saham, Liza merekomendasikan beli dengan target harga Rp 895 per saham. Kevin memberikan rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.050, sedangkan Aqil menetapkan target harga Rp 1.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News