Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
“Saat ini, kami sudah mengekspor benang open end warna putih, merah, hitam dan biru serta benang ring spinning ke 22 negara, di antaranya Rusia, Belgia, Kolombia, Uruguay, dan Afrika Selatan. Sementara untuk pasar domestik, ada 321 perusahaan yang menggunakan produk kami,” jelas Jefri.
Untuk menggenjot kinerja perusahaan tahun 2020 ini, SBAT sedang getol melakukan peremajaan dan pembelian mesin baru. Tercatat, selama tiga bulan belakangan ini, SBAT sudah melakukan dua kali pembelian mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi sekaligus menghasilkan benang yang lebih berkualitas. Pertama, pembelian mesin senilai Rp 44,62 miliar dari hasil IPO di bulan April.
Kedua, di bulan Agustus lalu, setelah meraih laba di kuartal lI, SBAT kembali mendatangkan mesin baru Open End Machine dan Finisher Drawframe.
Baca Juga: Tingkatkan produksi, SBAT beli mesin seharga Rp 87 miliar
“Mesin-mesin baru itu sebagai bagian dari peremajaan mesin yang selama ini sudah lama digunakan, dan juga untuk mengganti mesin yang rusak akibat insiden kebakaran di tahun lalu,” kata Jefri.
Dalam waktu dekat ini, kata Jefri, SBAT juga akan kembali mendapatkan suntikan dana asing sebesar Rp 200 miliar yang akan digunakan untuk membeli mesin baru Mop Yarn Machine untuk memenuhi kebutuhan produk kain pel dan Open End Machine untuk memenuhi kebutuhan produk sarung tangan serta perluasan pabrik yang berada di Bandung.
“Sebetulnya sudah ada mitra strategis yang sejak awal memang ingin masuk. Namun, karena pertimbangan strategi dan bisnis, mereka ingin masuknya setelah kami IPO lewat skema private placement. Kami berterima kasih, investor internasional memberikan peluang untuk dapat mengakses pembiayaan yang lebih baik. Rencananya, dana investasi itu untuk pengembangan usaha selama 3 tahun ke depan,” jelas Jefri.
Saat ini, tambah Jefri, permintaan akan benang untuk produksi kain pel dari pabrikan di Pakistan, Bangladesh, India dan sarung tangan dari Rusia, Ukraina, serta Korea Selatan terus meningkat. Kebutuhan benang dari kain pel dan sarung tangan yang harus dipenuhi itu sekitar 10000 ton/bln atau sekitar 50 kontainer.