Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan membagikan dividen sebesar Rp 835 miliar. Jumlah ini setara 35% dari laba bersih tahun 2020 yang mencapai Rp 2,4 triliun.
Jumlah ini menurun dari porsi pembagian dividen tahun lalu. Tahun lalu, emiten tambang batubara ini membagikan dividen tunai tahun buku 2019 sebanyak Rp 3,65 triliun atau setara 90% dari laba bersih tahun 2019 yang mencapai 4,06 triliun.
Dengan total saham PTBA yang beredar sebanyak 11,52 miliar, jumlah dividen per saham PTBA tahun buku 2020 sebesar Rp 74,55 per saham.
Senin (5/4), harga saham PTBA ditutup melemah 4,15% ke level Rp 2.540 per saham. Dengan menggunakan asumsi harga di level Rp 2.540 tersebut, maka dividend yield yang dihasilkan PTBA sebesar 2,93%.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) akan bagikan dividen sebesar Rp 835 miliar
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, rasio pembayaran (payout ratio) yang di bawah ekspektasi pasar cukup menjadi sentimen negatif bagi saham PTBA, Senin (5/4).
Dessy pun menganalisis ihwal pembagian dividen PTBA tahun ini yang menurun cukup signfikan dibandingkan tahun lalu. Menurut dia, PTBA membutuhkan dana cash yang lebih untuk melakukan ekspansi tahun ini, terlebih di tengah pelemahan kinerja yang terjadi pada tahun lalu.
“Sehingga jika dilihat jangka panjang, dividend paid yang rendah dilakukan untuk menunjukan pengembangan bisnis tahun ini,” terang Dessy saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (5/4).
Meski demikian, saham emiten pelat merah ini masih atraktif dalam jangka panjang. Secara bisnis, proyek gasifikasi batubara dan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 dapat menjadi penopang kinerja Bukit Asam secara jangka panjang.
Secara kinerja, konstituen Indeks Kompas100 ini pun dinilai masih menjanjikan. Samuel Sekuritas memproyeksikan adanya peningkatan produksi serta penjualan pada tahun ini, seiring pulihnya permintaan dari pasar ekspor batubara global.
Samuel Sekuritas memproyeksikan volume penjualan batubara PTBA untuk tahun penuh 2021 dan 2022 sebesar 32,1 juta ton dan 35,2 juta ton, dengan harga batubara acuan yang diproyeksikan stabil masing-masing di level US$ 70 per ton –US$ 65 per ton.
Pendapatan PTBA pada tahun penuh 2021-2022 diproyeksikan menjadi Rp 19,6 triliun–Rp 20,9 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp 2,9 triliun- Rp 3,3 triliun, serta dengan net profit margin (NPM) 2021-2022 di level 15% dan 16%, naik dari NPM tahun 2020 di level 13,8%.
Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham PTBA dengan target harga Rp 3.200 per saham.
Selanjutnya: Bukit Asam (PTBA) merombak jajaran direksi, ini susunannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News