Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pelayaran merupakan salah satu elemen penting dalam distribusi sumber daya alam. Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga mengandalkan laut sebagai jalur perdagangan.
Peluang itu yang ditangkap oleh PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk. Emiten dengan kode saham ELPI ini memulai pelayarannya di laut Indonesia sejak April 1992 di Ambon, Maluku.
Pada awal terbentuk, ELPI hanya berfokus di bidang pelayaran rakyat dan nusantara terutama di Ambon. Seiring berjalannya waktu ELPI mulai melebarkan sayapnya untuk ekspansi.
Pada awal 2000, ELPI berfokus pada penyediaan solusi logistik ke wilayah timur Indonesia, terutama Maluku dan Papua. Kemudian pada 2005 membentuk perusahaan perbaikan dan pemeliharaan kapal.
Untuk pertama kalinya ELPI mengoperasikan kapal aluminium pada 2007. Tiga tahun kemudian, Ekalya Purnamasari sendiri baru kontrak perdana di bidang offshore dari PT Total E & P Indonesia di 2009.
Baca Juga: Cermati Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Pelayaran pada Akhir 2023
Hingga saat ini, ELPI melalui anak usahanya telah memiliki lima layanan usaha, yakni penyewaan kapal, pekerjaan lepas pantai, logistik, engineering procurement construction (EPC) dan training center.
Seiring bertambahnya lini usaha, perusahaan yang berkantor pusat di Surabaya ini telah tersebar di lima wilayah. Untuk area Jawa, ELPI melayani di Gresik, Lamongan, Madura dan Banyuwangi.
Area Papua layanan dan operasional ELPI ada di Sorong dan Bintuni. Kemudian, di area Kalimantan ada di Samarinda dan Balikpapan. Terakhir ELPI ada di Maluku khususnya Ambon.
Namun ELPI baru memantapkan diri untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Agustus 2022. Kala itu, ELPI berhasil meraup dana segar Rp 222,04 miliar lewat gelaran Initial Public Offering (IPO).
Sekadar mengingatkan, Ekalya Purnamasari menawarkan 1,11 miliar saham dalam hajatan penawaran umum perdana saham. ELPI memasang harga IPO di Rp 200 per saham.
Usai melantai di bursa, ELPI terus melakukan ekspansi. Mulai dari peningkatan kontrak baru dan penambahan armada serta mencari peluang di bisnis pendukung.
Sekretaris Perusahaan Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari, Wawan Heri menjelaskan tahun lalu, ELPI telah berhasil menjalankan bisnis di bidang tug & barge melalui PT ELPI Nusantara Armada.
Pada pertengahan 2023, ELPI kembali melakukan ekspansi ke bidang transhipment dengan PT Samudera Luas Sejahtera Abadi (SLSA) untuk menjalankan bisnis bulk & transhipment.
"Ini merupakan strategi kami untuk fokus dalam mengembangkan training & development, overseas shipping offshore dan bulk & transhipment," jelas Wawan belum lama ini.
Selain mengangkut batu bara, ELPI juga akan merambah komoditas lainnya, yakni nikel. Wawan menilai produk turunan nikel kedepannya akan memiliki peluang besar di bidang marine services.
Di samping itu, ELPI juga telah melakukan antisipasi sehubungan dengan fluktuasi harga batubara sepanjang 2024. Wawan menyebut pihaknya telah melakukan persiapan.
"Saat ini ELPI hanya berfokus pada angkutan batubara dalam negeri yang dilindungi oleh pemerintah melalui Domestic Market Obligation (DMO)," tuturnya.
Namun Wawan menilai kargo batubara domestik masih sedikit sehingga ELPI akan melakukan investasi di pasar domestik. Sepanjang 2023, ELPI telah memperoleh fasilitas kredit untuk menambah kapal baru.
Baca Juga: Kinerja Solid, Cek Rekomendasi Saham Ekalya Purnamasari (ELPI)
Di pertengahan 2023, ELPI telah kedatangan kapal Mother Vessel Supramax dengan nama Maharaja Nusantara S-01. Untuk membeli kapal Mother Vessel ELPI perlu merogoh kocek sebesar US$ 10,75 juta.
Pada tahap awal MV Maharaja Nusantara akan beroperasi dari Kalimantan Selatan ke Sulawesi Tengah dan Halmahera dengan pengangkutan batubara sekitar 1,1 juta metrik ton per tahunnya.
Wawan bilang, MV Maharaja Nusantara yang dioperasikan oleh SLSA telah memberikan kontribusi positif sebesar 4% dari total dan pendapatan Ekalya Purnamasari secara keseluruhan.
"Tak hanya itu, Samudra Luas Sejahtera Abadi juga telah mendapatkan kontrak selama 5+2+2+1 dengan potensi pendapatan sebesar Rp 1,1 trilium selama kontrak," ucap Wawan.
Di samping itu, anak usaha ELPI lainnya, yakni PT ELPI Nusantara Armada telah membangun lima set kapal Tug & Barge yang diharapkan bisa memberikan kontribusi positif kedepannya secara konsolidasian.
Adapun emiten yang bergerak di bidang drilling & offshore support service ini telah memiliki dan mengoperasikan lebih dari 100 kapal atau armada yang melayani klien dari dalam maupun luar negeri.
Dalam jangka panjang, ELPI telah memiliki rencana untuk terus melakukan ekspansi di bidang usaha lainnya. Salah satunya, underwater dan subsea untuk bersiap ke energi baru terbarukan (EBT).
ELPI telah dalam proses penjajakan untuk kerja sama atau akuisisi terhadap perusahaan underwater dan subsea. Sejalan dengan itu ELPI juga menangkap peluang di industri jasa survei geofisik dan geoteknikal bawah laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News