kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bagikan return tinggi, MI lirik obligasi korporasi


Senin, 15 Februari 2016 / 18:11 WIB
Bagikan return tinggi, MI lirik obligasi korporasi


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Obligasi korporasi kian menjadi incaran manajer investasi lantaran membagikan return tinggi. Salah satunya, Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) yang mengoleksi instrumen tersebut sebagai aset dasar reksadana kelolaannya, Batavia Dana Obligasi ultima.

Presiden Direktur BPAM Lilis Setiadi optimistis obligasi korporasi akan membagikan return lebih tinggi ketimbang obligasi pemerintah tahun ini.

"Tahun kemarin return SUN (surat utang negara) positif mencapai 3,5% dan tahun ini akan lebih baik lagi. Sedangkan return obligasi korporasi berpotensi 3% di atas return obligasi pemerintah," paparnya, Senin (15/2).

Kendati demikian, dia mengaku lebih selektif memilih obligasi korporasi. Pasalnya, banyak obligasi korporasi yang turun peringkat pada tahun lalu. "Kami memilih dengan rating AA," tutur dia.

Menilik fund factsheet Januari 2016, reksadana ini mengalokasikan mayoritas aset dasar pada obligasi korporasi 62,88%, pasar uang sebesar 26,17%, serta obligasi pemerintah sekitar 10,96%. Adapun kebijakan investasi leluasa menempatkan pada pasar uang atau setara kas maksimal 20%, obligasi 80% hingga 100% dan saham maksimal 15%.

Berdasarkan kepemilikan efek terbesar, reksadana ini menggenggam obligasi Batavia Prosperindo Finance I tahun 2013 seri C, obligasi berkelanjutan I BCA Finance tahap III tahun 2014 seri B, obligasi berkelanjutan II FIF tahap II tahun 2015 seri B dan obligasi berkelanjutan I Indosat tahap I tahun 2014 seri A.

Kemudian, obligasi berkelanjutan I Jasa Marga tahap I tahun 2013 seri S dan seri C. Obligasi berkelanjutan I WOM Finance tahap IV tahun 2015 seri B, obligasi berkelanjutan III Adira Finance tahap II tahun 2015 seri B serta obligasi berkelanjutan Indosat VII tahun 2009 seri B. Juga, obligasi negara republik Indonesia seri FR0056 dan obligasi negara republik Indonesia seri FR0072.

Dengan strategi tersebut, produk ini mencatat return 6,22% pada 1 tahun terakhir per 12 Februari 2016. Return tersebut mengalahkan rata-rata return reksadana pendapatan tetap yang mencapai 3,5% dalam periode yang sama.

Investor bisa menyiapkan dana Rp 1 juta untuk minimum investasi awal. Namun, minimum investasi tersebut tidak berlaku bagi transaksi melalui agen penjual karena ditetapkan oleh agen penjual.

Untuk minimum investasi berikutnya ditetapkan sebesar Rp 100.000, saldo minimum kepemilikan Rp 1 juta dan minimum penjualan kembali Rp 500.000 atau 10 unit penyertaan. Investor akan dikutip biaya pembelian maksimal 1%, biaya penjualan kembali maksimal 1% dan biaya pengalihan maksimal 1%.

Sedangkan biaya manajemen ditetapkan maksimal 2% per tahun. Serta biaya bank kustodian maksimal 0,12% per tahun. Reksadana ini menggunakan Standard Chartered Bank sebagai bank kustodian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×