Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
"Beberapa valuasi cukup mahal dan kalau mereka melakukan stock split di saat sedang mahal jadi malah turun," jelasnya.
Senada, analis Phillip Sekuritas, Helen menaggapib bahwa stock split akan mendorong lebih banyak investor melakukan transaksi suatu saham karena harga yang lebih terjangkau. "Namun perlu diingat bahwa hal tersebut tidak mempengaruhi kinerja dari perusahaan yang bersangkutan," ujarnya.
Ia bilang, sebaiknya investor tetap perlu memperhatikan fundamental perusahaan, likuiditas sahamnya sebelum stock split, serta faktor lainnya seperti industrinya.
Baca Juga: Dian Swastatika Sentosa (DSSA) berencana stock split dengan rasio 1:10
Dalam waktu dekat, ada tiga emiten yang juga akan memecah nilai nominal sahamnya, yakni, AKRA, DSSA, dan MTDL. Kedua analis sepakat bahwa belum tentu ketiga emiten tersebut akan mengalami penurunan harga saham. Sebab, akan tergantung prospek masing-masing perusahaan.
Menurut Wawan, meskipun stock split membuat saham lebih likuid dan banyak diperdagangkan tetapi jika prospek kurang menarik dan banyak investor yang melakukan aksi jual maka harga saham akan turun. Sebaliknya, jika memiliki prospek yang positif maka harga saham juga tentunya akan ikut terkerek.
Ia mencontohkan AKRA yang mana saat ini terdorong dari kenaikkan harga energi sehingga bisa lebih diuntungkan untuk penjualannya. "Juga, jika ditambah dari pemulihan ekonomi akan lebih baik karena kebutuhan BBM meningkat," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News