Reporter: Chelsea Anastasia, kompas.com, Pulina Nityakanti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
2. Kiwoom Sekuritas Indonesia
VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi mencermati, pasca-Hari Ulang Tahun atau HUT Kemerdekaan RI, dalam sepekan IHSG diprediksi masih akan menguat terbatas.
“Kecenderungan penguatan terbatas dalam rentang level support 7.670 dan resistance 8.225, indikator MACD menunjukkan tren positif meski RSI menunjukkan jenuh beli,” katanya kepada Kontan, Senin (18/8/2025).
Audi melihat, ada beberapa faktor pendorong IHSG, seperti kenaikan signifikan dari sektor teknologi, kesepakatan menunda tarif antara China dengan AS selama 90 hari ke depan, serta arus inflow asing yang mencapai Rp 6,68 triliun di seluruh perdagangan.
“Ditambah, kembali mulai terjadi akumulasi pada saham big banks,” imbuhnya.
Selama sepekan ke depan, Audi melihat sentimen yang akan mempengaruhi IHSG, termasuk pasar yang menantikan sikap Bank Indonesia (BI), terlebih pasca gencatan tarif 90 hari ke depan antara AS dan China.
Pergerakan harga komoditas pun dapat mempengaruhi pergerakan saham dalam jangka pendek.
“Khususnya seperti CPO yang masih dalam tren penguatan, dapat berdampak positif pada kinerja emiten agri,” tambahnya.
Tonton: IHSG All Time High, Harapan di Saham Konglomerat
3. Kanaka Hita Solvera
Mengutip Kompas.com, Direktur Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus memperkirakan IHSG masih berpeluang menguat sampai akhir 2025.
Namun, potensi koreksi jangka pendek bisa terjadi pada September–Oktober ke kisaran 7.400–7.650.
Hingga akhir tahun, sektor infrastruktur, energi, dan basic materials masih berpeluang positif.
“Tapi, ini karena kinerja emiten konglomerasi, khususnya Grup PP, yang masih berpotensi menguat,” kata Daniel.
Ia menyarankan investor mencermati PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dengan target harga Rp 10.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













