Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Prediksi analis atas pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan ini terbelah.
Yuganur Wijanarko, analis HD Capital bilang, IHSG akan kembali terkoreksi. Adapun pergerakannya ada di kisaran support 4.090-4.235 hingga 4.450-4.581.
"Jika ingin mencari kambing hitam, maka salahkan BI rate. Pernyataan BI yang siap menaikan BI rate lagi sebesar 1,75 bps untuk menstabilkan ekonomi ke depan justru memberikan sentimen negatif bagi pelaku pasar," jelas Yuganur.
Tapi, Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities berkata lain. Sentimen negatif itu akan dinetralisir terlebih dahulu oleh sentimen positif dari bank sentral negeri Paman Sam, Federal Reserve (The Fed).
"Perdagangan bursa tinggal menyisakan 29 hari lagi sebelum masuk ke periode closing perdagangan akhir tahun. Justru di momen-momen terakhir inilah The Fed memberikan kepastian atas kelanjutan stimulus fiskal yang selama ini dinanti pasar," papar Edwin.
The next Fed Chairwoman, Janet Yellen akan melanjutkan paket stimulus paling tidak hingga pertemuan The Fed 18-19 Maret 2014. Bukan hanya soal kepastian waktu yang diberikan Yellen, tapi juga besaran pemangkasan stimulus menjadi sebesar US$ 70 miliar per bulan dari selama ini US$ 85 miliar per bulan.
Edwin menjelaskan, selain memberikan sentimen positif bagi pergerakan global, komentar Yellen itu juga mampu memberikan angin segar bagi pergerakan IHSG hari ini, (18/11). "Minggu ini ada harapan IHSG masuk masa konsolidasi," imbuhnya.
Lagipula, lanjut Edwin, secara teknikal IHSG sudah berpola black candel yang terbentuk atas IDX sehingga posisi ini mengindikasikan adanya bearish reversal. Diprediksi, IHSG akan bergerak dikisaran 4.302-4.387. Saham yang bisa dikoleksi adalah, BBCA, AALI, ACES, MAPI, LSIP, MYOR, INDF, ITMG, GGRM, dan TLKM.
"Harapan untuk menguat itu ada asalkan rupiah tidak melemah hingga melewati level Rp 11.700 serta adanya kejutan dari kasus Bank Century dan proyek Hambalang yang berpotensi akan kembali ditahannya beberapa nama penting oleh KPK," tutur Edwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News