kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Avrist Balanced Amar Syariah torehkan return 6,12% per Februari


Rabu, 14 Maret 2018 / 19:36 WIB
Avrist Balanced Amar Syariah torehkan return 6,12% per Februari
ILUSTRASI. Reksadana PT Avrist Asset Management


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar reksadana campuran syariah memang belum begitu menggeliat. Dibandingkan dengan kinerja rata-rata reksadana campuran konvensional, produk syariah masih tertinggal. Terlihat dari kinerja rata-rata reksadana campuran syariah yang tercermin pada Infovesta Syariah Balanced Fund Index yang hanya 2,7% year on year (yoy) per 13 Maret 2018.

Namun, rupanya reksadana Avrist Balanced Amar Syariah (ABAS) mampu menorehkan kinerja lebih baik. Per 13 Maret lalu, kinerja produk racikan PT Avrist Asset Management ini tercatat 3,47% yoy. Bahkan, per akhir Februari lalu, kinerjanya mencapai 6,12% yoy.

Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menjelaskan, di tengah kondisi pasar saham yang sedang volatil saat ini, portofolio reksadana ini tetap didominasi aset ekuitas. Komposisinya, 57% saham, 39% sukuk, dan 4% pasar uang.

"Untuk saham sebagian besar terdiri dari saham yang ada di Jakarta Islamic Index (JII) dan sukuk terdiri dari SBSN dan sukuk korporasi," papar Farash.

Saat ini, sektor saham yang menjadi andalan reksadana ini adalah barang konsumsi. Menurut Farash, kinerja bisnis perusahaan di sektor ini mulai menunjukkan hasil yang lebih baik. Selain itu, ada harapan tahun ini konsumsi masyarakat akan mencapai pertumbuhan lebih baik seiring dengan daya beli yang pulih.

Farash mengungkapkan, lima besar surat berharga dalam portofolio ABAS terdiri dari ASII, SBSN seri PBS0002, Sukuk Ijarah Indosat, TLKM, dan UNVR. Pemilihan dilakukan berdasarkan pertimbangan strategi alokasi aset, analisa terhadap perubahan fundamental bisnis dan valuasi, serta sesuai dengan filosofi investasi dan prinsip syariah.

Farash mengakui, saat ini, sukuk korposari mendapat bobot lebih besar ketimbang sukuk negara. "Tujuannya mengoptimalkan tingkat imbal hasil yang dapat diterima dari kupon mengingat potensi capital gain di SBSN sudah rendah," paparnya.

Reksadana yang meluncur sejak 23 Oktober 2013 ini menetapkan minimal investasi awal sebesar Rp 500.000. Reksadana ini ditujukan bagi investor jangka menengah dan panjang, serta memiliki toleransi terhadap fluktuasi nilai investasi yang moderat.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, wajar manajer investasi cenderung memperbesar alokasi pada aset ekuitas saat ini. Pasalnya, tidak mudah mendapatkan sukuk yang ideal untuk penempatan dana.

Selain itu, Wawan menyarankan, saham-saham sektor komoditas saat ini bisa juga menjadi pertimbangan. "Harga komoditas sedang bagus, terutama batubara. Ini bisa jadi momentum buat meningkatkan kinerja reksadana campuran syariah," ujarnya.

Wawan juga sependapat, kontribusi imbal hasil obligasi pada portofolio memang tidak akan begitu besar, mengingat kondisi suku bunga saat ini yang masih rendah.

Per akhir Februari lalu, dana kelolaan reksadana Avrist Balanced Amar Syariah sebesar Rp 30,6 miliar. Menurut Faras, akhir tahun ini, proyeksinya dana kelolaan reksadana ini bisa tumbuh hingga 20%. Sementara, imbal hasil ABAS ditargetkan bisa mencapai 8%-9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×