Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) berbalik menderita kerugian per kuartal III-2022. Pegerakan sahamnya pun masih berada di zona merah. Meski begitu, saham ASLC dinilai masih menarik dilirik.
Pada periode sembilan bulan, ASLC menanggung rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 7,27 miliar. Berbalik dari laba bersih yang diraih per kuartal III-2021 sebesar Rp 11,35 miliar.
ASLC membukukan kerugian tersebut di tengah kenaikan pendapatan 127,82% menjadi sebesar Rp 308,20 miliar pada kuartal III 2022 dibandingkan periodes sama 2021 yang Rp 135,28 miliar.
Namun, beban pokok pendapatan ASLC meroket 903,41% yang per kuartal III-2022 tercatat sebesar Rp 211,62 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, beban pokok pendapatan ASLC hanya sebesar Rp 21,09 miliar.
Baca Juga: Beban Pokok Meroket 903%, Autopedia (ASLC) Rugi Rp 7,27 Miliar per Kuartal III-2022
Dari sisi pergerakan sahamnya, dalam kurun satu bulan ASLC sudah melemah 20,81%. Sedangkan pada perdagangan Jum'at (21/10), saham ASLC merosot 2,14% ke harga Rp 137.
Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova melihat bahwa aksi jual yang menekan harga saham ASLC sejak bulan Agustus lalu sejalan dengan kerugian yang diderita ASLC per kuartal III-2022.
Secara teknikal, Ivan melihat adanya peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk melakukan spekulasi beli saham ASLC. Prediksi ini menimbang posisi harga saat ini yang sudah mendekati level support di area Rp 124.
Baca Juga: Transformasi Adi Sarana Armada (ASSA) Menjadi Perusahaan Logistik
"Volume jual yang relatif lebih rendah ketimbang masa awal terjadinya tekanan jual di Agustus, maka ada kemungkinan dimanfaatkan untuk spekulasi beli," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Minggu (23/10).
Ivan memprediksi, selama masih bertahan di atas area Rp 124, maka aksi akumulasi dapat terjadi dan membalikkan arah pergerakan harga saham ASLC. Ivan pun merekomendasikan specualtive buy dengan peluang kenaikan terdekat di level harga Rp 160.
Ekspansi Touch Point Caroline
Dalam pengembangan usahanya, sejak awal tahun ini ASLC terus menambah touch point baru untuk layanan diler mobil bekas O2O (online-to-offline) dengan merek Caroline. Saat ini, ASLC memiliki 21 touch point Caroline.
Baca Juga: Autopedia Sukses Lestari (ASLC) Optimistis Bisa Cetak Laba di Tahun Ini
Sejak akhir kuartal II, emiten yang bergerak di bidang usaha lelang dan perdagangan eceran mobil bekas ini telah menambah lima touch point. Kelima touch point yang baru dibuka itu berada di Semarang, Palembang, Makassar, Bali, dan WTC Mangga Dua Jakarta.
Pada kuartal III 2022, Caroline berhasil menjual lebih dari 200 mobil setiap bulannya yang didukung perluasan jaringan touch point.
Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari, Jany Candra menyampaikan dengan ekspansi yang dilakukan, volume unit penjualan diler mobil bekas juga meningkat signifikan sebesar 122.7% secara kuartalan (QoQ).
Volume penjualan diler mobil bekas bertambah dari 353 unit pada kuartal II 2022 menjadi 786 unit pada kuartal III 2022. Secara total, volume penjualan mobil bekas menjadi 1.356 unit pada Januari-September 2022.
Khusus pada kuartal III saja, ASLC membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 65% QoQ menjadi Rp 148,70 miliar. “Peningkatan pesat pendapatan memperlihatkan kami sudah melaksanakan rencana bisnis dengan benar dan terukur. Ekspansi ASLC telah membuahkan hasil, sehingga kami optimis kinerja Perseroan terus tumbuh,” kata Janny dalam keterbukaan informasi.
Baca Juga: Autopedia Sukses Lestari (ASLC) Optimistis Bisa Cetak Laba di Tahun Ini
Sejalan dengan pertumbuhan yang kuat dalam bisnis mobil bekas, margin laba kotor pada periode kuartal III tercatat sebesar 23%. Dibandingkan 32% pada kuartal II 2022).
Kontribusi pendapatan dari penjualan mobil bekas mencapai 75%, dibandingkan hanya 66% pada kuartal II 2022. "Tipikal pada bisnis perdagangan mobil bekas, margin yang dihasilkan cenderung lebih rendah dibandingkan dengan bisnis lelang, tetapi dengan pendapatan yang lebih tinggi," jelas Jany.
Rugi tahun berjalan yang dicatat sebesar Rp 5,59 miliar per kuartal III-2022 dinilai masih cukup terkendali, mengingat laju ekspansi yang sedang ditargetkan ASLC. Pembentukan operasi dan jaringan Autopedia yang berkelanjutan akan menjadi tonggak utama membangun fondasi untuk ekspansi dalam beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: Kinerja Adi Sarana Armada (ASSA) Dibayangi Tekanan Kenaikan Harga BBM
Peluang di segmen mobil bekas didorong dengan proyeksi pertumbuhan PDB jangka panjang dan pertumbuhan populasi muda. Hal ini dinilai menjadi faktor kunci yang akan mendorong masa depan sektor ini.
Di tengah berbagai ketidakpastian ekonomi tahun depan, manajemen ASLC masih melihat adanya peluang bisnis mobil bekas. Perkiraan harga mobil baru akan lebih tinggi di tengah situasi kenaikan nilai tukar dolar, akan membuat mobil bekas menjadi pilihan konsumen karena harganya lebih murah.
"Oleh karena itu, kami tetap optimis dengan peluang di sektor ini dan percaya bahwa fondasi yang kuat dalam hal SDM, proses, dan teknologi akan menjadi penting memastikan pertumbuhan bisnis jangka panjang dan berkelanjutan," tandas Jany.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News