kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Austindo menurunkan saham IPO menjadi 10%


Senin, 29 April 2013 / 06:50 WIB
Austindo menurunkan saham IPO menjadi 10%
ILUSTRASI. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono.


Reporter: Narita Indrastiti, Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga komoditas crude palm oil (CPO) yang tak kunjung pulih menyebabkan minat investor asing terhadap penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) tak terlalu menggembirakan. Berkaca dari hasil roadshow (lawatan) yang digelar beberapa waktu lalu, Austindo memutuskan untuk menurunkan jumlah saham yang dilepas  berikut target harganya.

Andy Purwohardono, Managing Director Head of Investment Banking PT Morgan Stanley Asia Indonesia bilang, ANJ menurunkan jumlah saham yang dilepas menjadi 10%, dari sebelumnya 23,85% atau setara 940 juta saham.

"Offering size memang menjadi 10%," ujarnya, Jumat (26/4). Morgan Stanley dan Bahana Securities merupakan penjamin emisi IPO ANJ.

ANJ menawarkan saham IPO-nya di kisaran Rp 1.200-Rp 1.800 per saham. Maka, jika hanya melepas 10% saham, lanjut Andy, dana yang bisa diperoleh hanya sekitar US$ 42 juta dollar AS atau setara Rp 408,15 miliar (kurs US$ 1=Rp 9.718). Padahal, awalnya ANJ menargetkan bisa memperoleh dana hingga Rp 1,69 triliun.

Andy menambahkan, harga IPO ANJ kemungkinan mendekati harga terbawah, yang mencerminkan rasio harga terhadap laba bersih (PER) 10 kali. Tertekannya sektor perkebunan akibat harga CPO yang masih landai, tampaknya, memang kurang mendukung IPO ANJ.

Berdasarkan data Bursa Derivatif Malaysia (MDE), 26 April lalu, harga kontrak CPO  untuk pengiriman Juli 2013 ada di posisi US$ 763,30 per ton. Padahal, awal tahun ini (2/1), harganya masih di US$ 861,30 per ton.

Dalam roadshow ke beberapa negara, investor asal Amerika dan Singapura paling banyak meminati saham ANJ. Namun, "Kami masih akan offering lagi di pasar domestik, jadi ini belum final, ya," kata Andy.

Prospek CPO tak cerah

Rencananya, sekitar 65,8% dari hasil IPO akan ANJ gunakan untuk pengembangan kelapa sawit sebagai bisnis inti perseroan. Selanjutnya, 23,3% akan dipakai untuk melunasi pinjaman dari JP Morgan International, Bank Limited Brussels Branch. Lalu, 8% dana hasil IPO akan ANJ alokasikan untuk pengembangan infrastruktur kebun sagu. Sementara, 2,2% untuk bisnis pembangkit listrik tenaga biogas, serta sisanya 0,7% untuk modal kerja.

Tahun 2013, ANJ menargetkan pendapatan naik sekitar 12% dari tahun lalu sebesar US$ 166 juta. Sedangkan laba bersih diprediksi tumbuh menjadi US$ 48 juta dari sebelumnya US$ 42 juta.

Apa yang dilakukan ANJ juga pernah terjadi pada PT Provident Agro Tbk (PALM), emiten sawit yang sebagian sahamnya dikuasai Saratoga Sentra Busines. Awalnya, PALM berniat melego 1,42 miliar saham atau setara 25% dari modal yang dicatatkan dan disetor penuh. Namun, akhirnya, jumlah saham yang dilepas hanya 659,15 juta saham atau setara 13,4% dengan harga Rp 450 per saham. Akibatnya, dari target perolehan dana sebanyak Rp 654,55 miliar, PALM hanya memperoleh Rp 296,61 miliar.

Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri berpendapat, tahun ini prospek CPO memang belum cerah. Ia menilai, penurunan target IPO  merupakan langkah tepat. Kelak, harga saham ANJ, dengan gampang, bisa terkerek naik bila jumlah saham yang beredar di publik lebih sedikit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×