Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pada pertemuan tadi pagi, Reserve bank of Australia memutuskan mempertahankan suku bunga di level 2,0%. Keputusan bank sentral Negeri Kangguru Ini disambut positif pasar.
Aussie melambung ke level tertinggi lima minggunya dengan bertengger di level 72,65 sen dollar AS per pukul 15.37 waktu Tokyo.
Sebabnya, sejak beberapa waktu terakhir pelaku pasar khawatir dengan dugaan bahwa RBA berpotensi memangkas suku bunganya. Sejalan dengan perekonomian global yang sedang terombang-ambing. Maka, menjaga level suku bunga ditangkap sebagai sinyal masih mampu bertahannya ekonomi Australia ditengah goncangan global.
Menurut Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures optimisme akan ekonomi Australia juga ditunjukkan oleh sajian data ekonominya yang positif. Sebut saja building approvals Oktober 2015 yang naik dari 2,3% ke level 3,9%. Lalu neraca berjalan kuartal tiga 2015 yang defisitnya menyusut dari sebelumnya defisit US$ 20,5 miliar menjadi defisit US$ 18,1 miliar.
“Namun euforia penahanan suku bunga ini hanya akan sesaat,” prediksi Nizar. Pasalnya, Gubernur RBA, Glenn Stevens memberi sinyal adanya ruang untuk pemangkasan suku bunga di masa mendatang jika perekonomian Australia membutuhkannya.
Belum lagi adanya indikasi bahwa Australia masih jauh dari target inflasi dan nilai tukar mata uangnya yang tergolong terlampau tinggi. Sentimen-sentimen ini dinilai akan menjegal langkah aussie di masa mendatang.
“Untuk sesaat bullish tapi jangka menengah dan panjang, aussie akan cenderung bearish,” papar Nizar. Keunggulan sesaat ini juga ditopang oleh data manufaktur caixin China November 2015 yang membaik dari 48,3 ke level 38,6. Itu cukup kuat menopang harga komoditas sehingga aussie yang berhubungan erat dengan China dan komoditas ikut mendapatkan tambahan tenaga.
Pasar juga sedang menantikan pernyataan Stevens yang dijadwalkan akan berlangsung besok pagi. Testimoni itu bisa menjadi penentu pergerakan aussie di masa mendatang. “Selain itu pasar juga menanti data GDP kuartal tiga 2015,” tambah Nizar.
Berdasarkan prediksi, GDP Australia kuartal tiga 2015 akan melesat tumbuh 0,7% dari sebelumnya 0,2%. Jika itu sesuai prediksi, keunggulan aussie bisa bertahan lebih lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News