kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Audience share Surya Citra Media (SCMA) meningkat, begini tanggapan analis


Selasa, 04 Februari 2020 / 19:31 WIB
Audience share Surya Citra Media (SCMA) meningkat, begini tanggapan analis
ILUSTRASI. Salah satu acara stasiun televisi tv SCTV dari PT PT Surya Citra Media Tbk SCMA anak PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), di Jakarta.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten media PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mencatatkan kenaikan porsi khalayak atau audience share sepanjang Januari 2020. Berdasar riset dari Mandiri, SCMA mencatatkan audience share teratas untuk TV FTA nasional. 

SCMA mencatatkan pertumbuhan 430 bps dari audience share ketika prime time. Pertumbuhan ini didorong oleh tayangan serial seperti Samudra Cinta, Anak Langit, dan Cinta karena Cinta. SCMA juga mencatatkan kenaikan 230 bps dari audience share ketika non-prime time. Kebanyakan pertumbuhan ini ditopang oleh tayangan di Indosiar. 

Baca Juga: Harga batubara masih lemah, Bukit Asam (PTBA) lakukan diversifikasi bisnis

Sementara itu, emiten media lainnya, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) kehilangan 380 bps audience share ketika prime time. Menurut riset mandiri, penurun yang terjadi karena penonton beralih ke SCMA. Untuk audience share non-prime time, MNCN bisa mempertahankannya, bahkan mencatatkan pertumbuhan hingga 10 bps. 

Penurunan audience share ketika prime time juga dialami oleh Trans, menurun 190 bps. Untuk audience share non-prime time, Trans kehilangan 60 bps. Penurunan juga dikarenakan penonton Trans beralih ke SCMA. 

Kinerja yang cukup baik juga dialami oleh VIVA group (VIVA) walaupun tidak sebaik SCMA. VIVA mencatatkan pertumbuhan 160 bps audience share saat prime time. Di mana 100 bps di antaranya berasal dari program acara prime time ANTV.

Asal tahu saja, stasiun TV tersebut baru saja meluncurkan drama baru berjudul Bahu Begum dan Ratapan Ibu Tiri. Di sisi lain, audience share penonton non-prime time-nya terkoreksi 140 bps. 

Baca Juga: Saka Energi, anak usaha PGAS, akan ambil alih seluruh hak partisipasi di Blok Muriah

Menanggapi hal ini, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan pertumbuhan audience share SCMA dapat menjadi katalis positif saham SCMA, apalagi saat ini industri pertelevisian tengah menghadapi persaingan yang cukup ketat. 

Adapun William menyarankan buy untuk saham SCMA. "Buy dengan target 1.600 yang merupakan resistance-nya," kata William ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (4/1). Adapun harga saham SCMA pada hari Selasa ditutup menghijau 3,28% di Rp 1.415.

Selain SCMA, William juga menyarankan buy untuk saham MNCN dengan target harga Rp 2.000. Per Selasa, saham MNCN ditutup terkoreksi 3,41% menjadi Rp 1.560. 

Baca Juga: Tigaraksa Satria (TGKA) mematok pertumbuhan tinggi untuk buku pendidikan

Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta melihat saham SCMA paling atraktif dibandingkan yang lain. Pertumbuhan audience share sepanjang bulan Januari menurutnya juga bisa menjadi katalis positif. Sebab, pertumbuhan audience bisa meningkatkan pendapatan iklan. 

Meskipun menarik, Nafan menyarankan untuk hold atau maintain buy dalam jangka pendek, maksimum tiga minggu. "SCMA bisa ke level 1.650 untuk target harganya," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×