Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Atlas Resources Tbk menurunkan jumlah saham yang akan ditawarkan dalam hajatan penawaran umum saham perdana (IPO) menjadi 650 juta saham. Jumlah tersebut setara dengan 21,67% modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan. Sebelumnya, perusahaan menargetkan melepas 25% modal saham disetor atau sekitar 783,333 juta saham.
“Kami akan melepas 650.000.000 lembar saham,” kata Direktur Utama Atlas Resources Andre Abdi dalam rilis yang diterima Kontan, Selasa (1/11). Lebih lanjut Andre, bilang jika pihaknya telah melakukan roadshow ke beberapa negara seperti Hongkong, Singapura, New York, dan Boston.
Dengan pungurangan pelepasan saham ini, perusahaan tambang batubara tersebut hanya bisa mengantongi dana segar sebesar Rp 975 miliar. Sebesar 60% atau sekitar Rp 540 miliar dari dana hasil IPO tersebut akan digunakan untuk membiayai modal kerja, belanja modal infrastruktur dan pengembangan fasilitas penunjang di Hub Muba.
Sedangkan sekitar 40% dana hasil IPO akan digunakan untuk akusisi wilayah IUP tambahan dan/atau peningkatan kepemilikan pada anak perusahaan yang berhubungan dengan pertambangan, apabila ada peluang yang cocok, serta membayar biaya kompensasi atas restrukturisasi kontrak pemasokan batubara kepada Noble menjadi kontrak pemasaran dan penjualan baru tidak melebihi Rp 221 miliar. Selain itu perusahaan akan melakukan pembiayaan modal kerja yang nilainya tak lebih dari Rp 138 miliar.
Sementara itu Moleonoto The, Managing Director PT Indo Premier Securities menyebutkan, jika hasil bookbuilding dan roadshow mencatatkan PT Atlas Resources mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) saham sebanyak 2,5 kali. Adapun peminat terbesar dari saham perseroan adalah investor institusi.
Rencananya, PT Atlas Resources akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 8 November 2011. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek PT UBS Securities Indonesia dan PT Indo Premier Securities.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News