Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Astra Intermational Tbk (ASII) memang batal menggarap proyek pembangkit listrik melalui PT Astratel Nusantara. Namun, keikutsertaannya pada megaproyek powerplant di Sumatera tetap berlanjut.
ASII melalui PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), tengah mengikuti tender dua pembangkit listrik mulut tambang di Sumatera. Proyek pertama berkapasitas 2x300 mega watt (MW). Proyek ke dua memiliki kapasitas 2x150 MW.
Nilai masing-masing proyek ditaksir sebesar US$ 720 juta hingga US$ 780 juta dan US$ 360 juta sampai US$ 390 juta. Sehingga, total proyek mencapai US$ 1,17 miliar.
Sara K Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR mengatakan, pihaknya terus melanjutkan proses tender yang sedang digelar itu.
"Juni 2014, salah satu proyek akan diumumkan, tetapi saya lupa yang mana," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini.
Astra tidak sendirian, ada tiga perusahaan lain yang menjadi mitra Pama. "Mereka dalah pemilik tambang di sana, kontraktor tambang, dan EPC (engineering procurement and construction) contractor," imbuh Sara.
Namun, ia enggan menyebut identitas masing-masing pihak tersebut. Rencananya, Pama akan mengempit 30% kepemilikan saham di proyek ini. Asal tahu saja, sebenarnya, proyek ini sudah mengemuka sejak 2011 lalu, namun, pelaksanaannya terus tertunda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News