Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BOGOR. PT Astra International Tbk (ASII) menyiapkan dana ekspansi sebesar Rp 14 triliun untuk tahun depan. Dana belanja modal alias capital expenditure (capex) tersebut akan bersumber dari kas internal.
Meski demikian, ASII juga masih membuka peluang untuk mencari pinjaman perbankan jika diperlukan. "Hingga September 2017, secara konsolidasi ada net cash sebesar Rp 1,2 triliun," kata Tira Ardianti, Head of Investor Relations Division ASII di Cianjur, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/11).
Dia menambahkan, nilai kas bersih ASII pada tahun lalu mencapai Rp 6,2 triliun. Dana ini telah digunakan untuk investasi pada bidang energi, properti, dan infrastruktur.
Tira merinci, dana capex terbesar akan dialokasikan untuk anak usaha di bidang pertambangan, PT United Tractors Tbk (UNTR), yakni sekitar Rp 7 triliun. Nilai capex UNTR ini lebih besar ketimbang anggaran tahun-tahun sebelumnya yang sekitar Rp 3 triliun-Rp 4 triliun.
Maklum, beberapa tahun belakangan ini, harga komoditas terseret turun, sehingga, UNTR tidak banyak melakukan ekspansi. Kini, setelah harga komoditas membaik, UNTR kembali menggenjot ekspansi bisnisnya.
Sementara itu, untuk sektor agribisnis yang dinahkodai PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Grup Astra mengalokasikan capex Rp 2 triliun. Anggaran ini akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur dan ekstensifikasi perkebunan. Sedangkan untuk bisnis properti, anggaran capex yang digelontorkan sebesar Rp 2 triliun.
Lalu, bisnis infrastruktur akan membutuhkan dana belanja modal sekitar Rp 1,6 triliun. Ekspansi di bisnis ini terutama akan dilakukan untuk bisnis jalan tol. "Sedangkan untuk properti, kami meneruskan pembangunan yang sudah ada," ujar Tira.
Tira mengatakan, nilai belanja modal ini masih bisa bertambah, jika memang ada peluang bisnis yang menjanjikan. Sehingga, pendanaan capex pun akan dilakukan dengan lebih fleksibel. Hingga kuartal III-2017, ASII telah menyerap capex sebesar Rp 10,8 triliun, dari total anggaran tahun ini yang diprediksi mencapai Rp 17 triliun.
Prospek bisnis
Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Parama Sekuritas, memprediksi, pendapatan ASII pada 2017 bisa meningkat 10,5% menjadi Rp 200,2 triliun. Sementara kenaikan laba bersih diproyeksi mencapai 29% menjadi sebesar Rp 19,5 triliun.
Menurut analisa Nafan, di tahun depan bisnis pertambangan dan perkebunan ASII masih akan melaju. Hal ini sejalan dengan kenaikan permintaaan batubara global dan membaiknya permintaan crude palm oil (CPO). Bisnis otomotif ASII juga akan membaik karena ada peluang perbaikan daya beli masyarakat.
Nafan merekomendasikan maintain buy saham ASII dengan target harga secara bertahap di Rp 8.750 dan Rp 9.150.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News