Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) merupakan satu dari sekian banyak emiten yang terdampak pandemi Covid-19. Beruntung, ASII mampu menjual saham PT Bank Peramta Tbk (BNLI) di waktu yang tepat.
Keuntungan dari divestasi BNLImembuat ASII mencatat kenaikan laba bersih 16% secara tahunan menjadi Rp 11,38 triliun semester pertama kemarin.
Baca Juga: Setelah jual Bank Permata, Astra International (ASII) incar perusahaan keuangan lagi
Tanpa memasukan keuntungan divestasi, laba bersih ASII hanya Rp 5,49 triliun. Nilai ini turun 44% dibanding periode yang sama tahun lalu, Rp 9,8 triliun.
Segmen bisnis otomotif mencatat penurunan laba bersih paling dalam, yakni 79% secara tahunan menjadi Rp 716 miliar.
Penurunan itu sejalan dengan lesunya penjualan kendaraan bermotor ASII. Pandemi membuat penjualan mobil anjlok 45% secara tahunan menjadi 139.500 unit pada semester I-2020. Penjualan motor juga mengalami penurunan sebesar 40% menjadi 1,5 juta unit.
Baca Juga: IHSG Masih Menguat dalam Sepekan, Saham BBRI Diburu Asing, TLKM Dilepas
Namun, penurunan penjualan terjadi dalam skala nasional. Dus, meski penjualannya turun, pangsa pasar atau market share penjualan motor ASII justru meningkat 77% dari sebelumnya 75%.
Sedangkan market share penjualan mobil saat ini sekitar 53%. "Hingga akhir tahun akan kami pertahankan minimal 52%," ujar Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur ASII, Senin (24/8).
Target tersebut sejalan dengan penjualan mobil yang kembali menggeliat. Penjualan per Juli kemarin bahkan mencapai 10.140 unit, lompat 108% dibanding bulan sebelumnya, 4.856 unit.
Secara nasional, penjualan mobil per Juli kemarin lompat 100,3% menjadi 25.283 unit. Tren perbaikan ini menurut analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya bakal menguntungkan ASII.
Baca Juga: IHSG melemah 0,42%, ini 10 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar
Terlebih, ASII kembali menjalankan lini produksi Daihatsu bulan ini. Sehingga, inventory ASII kembali stabil. "ASII menjadi top pick kami dengan target harga Rp 6.200 per saham," tulis Andre dalam riset
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News