Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten kertas berpotensi tumbuh positif pada tahun ini seiring keputusan Pemerintah Tokyo yang merevisi peraturan Green Procurement Guide (GPG) yang lebih objektif. Sehingga bisa berpotensi meningkatkan ekspor kertas ke Jepang.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani mengatakan revisi peraturan Green Procurement Guide (GPG) akan memberikan dampak positif bagi emiten kertas karena berpotensi meningkatkan ekspor produk kertas dari Indonesia ke Jepang.
Chisty mengatakan jika melihat data historikal, dalam 5 tahun terakhir sejak 2018 hingga 2022, tren ekspor produk kertas Indonesia masih fluktuatif dan cenderung menurun.
Pada 2018, ekspor kertas Indonesia ke Jepang mencapai US$ 255,5 juta. Namun pada 2022, ekspor produk kertas Indonesia ke Jepang mencapai sebesar US$ 259,7 juta.
Baca Juga: Bisnis Emiten Kertas Berpotensi Tingkatkan Penjualan Ekspor, Ini Sebabnya
Secara kumulatif, dalam 5 tahun terakhir nilai ekspor produk kertas dari Indonesia ke Jepang mencapai sebesar US$ 1,29 miliar.
Chisty mengatakan efek revisi peraturan green procurement guide ini akan terefleksi pada kinerja emiten kertas pada kuartal II-2023.
"Prospek secara jangka panjang pada kinerja emiten kertas juga masih sangat positif karena permintaan kertas yang masih tinggi baik dalam negeri maupun global," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (11/5).
Menurut Chisty saat ini, emiten kertas mulai fokus untuk mengalihkan kemasan berbahan kertas menggantikan produk plastik, dimana permintaan penggunaan produk plastik cukup tinggi mengingat demand dari tren e-commerce meningkat.
Adapun, katalis negatif bagi emiten kertas berasal dari potensi penurunan permintaan akibat perekonomian global yang melambat dan sentimen pelaku pasar global pada pasar Amerika Serikat atas potensi gagal bayar utang.
Selain itu, penurunan harga komoditas kraft Pulp pada pasar komoditas global juga turut menjadi katalis negatif.
Chisty menyampaikan dari katalis negatif tersebut, diharapkan emiten-emiten kertas mampu memperkuat pangsa pasar domestik agar profitabilitasnya dapat bertahan menghadapi potensi risiko dari tekanan global.
Di sisi lain, kinerja emiten kertas pada kuartal-I 2023 tumbuh solid,
INKP misalnya, masih mencatat pertumbuhan kinerja yang positif, pendapatan tumbuh 6,08% menjadi US$ 1,056 miliar di kuartal I-2023.
Meskipun dari sisi bottom line, laba bersih tercatat turun menjadi US$ 133,24 juta, atau turun 24% dibanding periode sebelumnya.
Baca Juga: Listing Esok, Sarana Mitra Luas (SMIL) Catatkan Kelebihan Permintaan 22 Kali
Sementara, kinerja emiten kertas lainnya yakni TKIM pada kuartal-I 2023 mencatat kenaikan penjualan Rp 4,5 triliun, tumbuh 4,7%, namun dari sisi bottom line laba bersih tercatat menurun 87%, menjadi sebesar Rp 136,4 miliar.
Chisty mengatakan secara valuasi, INKP masih menarik karena undervalue dengan PBV masih di bawah 1, berdasarkan rasio PBV INKP saat ini di kisaran 0,46x.
Sedangkan TKIM memiliki rasio PBV di bawah 1 yakni dengan PBV 0,55x.
Chisty merekomendasikan buy PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dengan resistance di level Rp 7.600 dan dengan support di Rp 7.250 serta pertimbangkan cut loss apabila break di level harga Rp 7.100.
Sementara PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) Buy on weakness dengan resistance di level Rp 6.325 dan dengan support di Rp 5.875.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News