kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Astra Agro Lestari (AALI) anggarkan capex Rp 1,2 triliun, untuk apa saja?


Kamis, 15 April 2021 / 08:10 WIB
Astra Agro Lestari (AALI) anggarkan capex Rp 1,2 triliun, untuk apa saja?


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi


Santosa mengungkapkan, naik turunnya tingkat produksi CPO sebenarnya disebabkan oleh banyak faktor. Sehingga akan sulit bagi bagi perseroan untuk melakukan prediksi pertumbuhan produksi dalam jangka pendek. "Nggak bisa mendadak kita meningkatkan produksi begitu saja, kalau berbicara mengenai tanaman," ungkapnya.

Meskipun begitu, ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan perseroan untuk dapat memaksimalkan produksi CPO. Untuk jangka pendek hingga menengah, ada fasilitas riset AALI yang fokus pada pengembangan  sektor industri kelapa sawit. Selain itu,  AALI juga menjalankan sejumlah program yang salah satunya untuk menjaga keseimbangan ekosistem tanah agar kualitas produksi tetap terjaga dengan baik.

"Melihat defisiensi unsur-unsur yang diperlukan oleh tanaman, sehingga kita bisa menambahkan melalui pencampuran di komposisi pupuknya. Itu semua kita akan lakukan, termasuk juga pengendalian hama penyakit, sehingga tidak mengurangi produksi itu dalam jangka pendek dan menengah. Namun kalau melihat absolutnya, sangat banyak faktornya terutama kalau terjadi cuaca perubahan cuaca, baik kekeringan maupun terlalu basah juga bisa mempengaruhi," jelas Santosa. 

Sedangkan dalam jangka panjang, perseroan juga tengah menggenjot program pembibitan mandiri melalui tiga varietas bibit unggul yang dikembangkan melalui tim riset perseroan selama 10 tahun terakhir. Dengan program jangka panjang ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi AALI di masa depan. 

Baca Juga: Chitose Internasional (CINT) akan bagikan dividen Rp 1 miliar bulan depan

"Karena bibit ini memiliki kualitas menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan juga lebih tahan terhadap situasi lokal, karena kita tanam benar-benar di lokasi kita masing-masing baik di Sulawesi, Kalimantan, maupun Sumatera," ujar Santosa.  

Tak hanya sampai di situ, pengembangan-pengembangan terhadap bibit baru lain pun akan terus dilakukan melalui berbagai riset pembibitan yang sudah dijalankan perseroan selama ini.  "Dengan demikian harapannya ke depan akan sustain dan bisa juga kita share kepada masyarakat sekitar di mana kita beroperasi dengan bibit unggul varietas Astra Agro," terangnya. 

Terkait proyeksi harga jual rata-rata CPO di tahun ini, Santosa bilang mestinya secara tahunan akan membaik dari taun lalu. Hal itu karena kenaikan harga CPO yang terjadi sejak akhir Kuartal III 2020 hingga Kuartal IV 2020 masih berlanjut hingga saat ini.  "Mudah-mudahan bisa berlangsung terus sampai di akhir tahun. Kalau toh terjadi penurunan mudah-mudahan tidak terlalu signifikan, karena kenaikan produksi akan kita rasakan di Kuartal III 2021," kata dia. 

Sebagai catatan, harga jual rata-rata CPO meningkat sebanyak 27,8% (yoy) dari Rp 6,689 per-kilogram di tahun 2019 naik menjadi Rp 8,545 per-kilogram di tahun lalu. 

Selanjutnya: Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC) targetkan penjualan capai Rp 235 miliar di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×