Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing belakangan mulai menunjukkan minat pada emiten sektor barang konsumsi. Teranyar, PT Affinity Equity Partners Indonesia (Affinity) melakukan penjajakan untuk menanamkan investasi di PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).
Rabu (31/1), SIDO menunjuk dua kandidat dari Affinity untuk menjadi komisaris independen perusahaan. Menurut Direktur SIDO Irwan Hidayat, pengangkatan komisaris baru ini sejalan dengan rencana Affinity untuk berinvestasi di SIDO. "Mereka menjadi komisaris untuk menjajaki. Ada rencana mau masuk," tutur Irwan, Rabu (31/1).
Sebelumnya, Kohlberg Kravis Roberts & Co LP (KKR) mengakuisisi 782 juta saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) pada Oktober 2017 lalu. KKR menjadi salah satu pemegang saham terbesar ROTI.
Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi melihat, secara umum sektor barang konsumsi memang menarik. Pertama, hal ini dipengaruhi karakter emiten sektor barang konsumsi yang tergolong defensif.
Selain itu, Wafi juga menilai bahwa tahun politik menjadi angin segar untuk sektor barang konsumsi. “Inflasi ada picking up. Memang yang diuntungkan dari picking up GDP adalah saham consumer,” ujar Wafi, kepada Kontan.co.id, Rabu (31/1).
Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menambahkan, Indonesia juga memiliki pangsa pasar yang tinggi, terutama di ASEAN. Konsumsi rumah tangga juga masih mendominasi PDB Indonesia. Adanya perhelatan Pilkada dan Asian games juga membuka peluang naiknya daya konsumsi masyarakat.
Karena itu, William dan Wafi sepakat, sektor barang konsumsi akan menarik pada tahun ini maupun beberapa tahun ke depan. Outlook yang positif dalam jangka panjang inilah yang disinyalir membuat asing tak segan menanamkan dananya di perusahaan sektor barang konsumsi.
Selain faktor ekonomi makro, William juga melihat ada pengaruh dari fundamental emiten. Pada akuisisi saham ROTI misalnya, William mencatat adanya pertumbuhan pendapatan rata-rata sebesar 25% selama lima tahun terakhir. Jaringan distribusi perusahaan pun cukup luas.
“Para investor ini baru masuk dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya memang sektor consumer kurang menarik karena inflasi yang rendah,” lanjut Wafi.
Di sektor ini, Wafi memperkirakan return emiten akan tumbuh berkisar 6%-10% pada 2018. Ia menyebut saham HMSP, UNVR, dan RALS sebagai saham pilihan. Sementara, William menjagokan saham HMSP dan INDF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News