Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Penguatan rupiah bertahan hingga perdagangan sore ini. Mata uang Garuda ini tercatat sudah menguat untuk hari yang kedua. Keperkasaan rupiah terpicu optimisme meningkatnya aliran dana asing ke pasar domestik.
Data antar bank lokal menunjukkan, nilai tukar rupiah terapresiasi 0,3% ke posisi Rp 8.895 per dollar AS pada pukul 16.11 di Jakarta.
Investor asing tercatat membeli sekitar US$ 154 juta saham domestik, lebih besar dari jumlah yang mereka jual di bulan ini. Sementara, kepemilikan asing di surat utang pemerintah per 8 November naik menjadi Rp 221,2 triliun, dari akhir Oktober lalu sejumlah Rp 219,78 triliun.
Pada 7 November lalu, Biro Pusat Statistik melaporkan produk domestik bruto meningkat 6,54% di kuartal ketiga, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya di 6,52%. Sementara, kemarin, data dari Amerika Serikat juga menunjukkan penambahan lapangan kerja per September naik ke posisi tertinggi tiga tahun. Data tersebut mengurangi kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global.
"Arus masuk ke pasar saham dan obligasi menopang nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga masih kuat. Ekonomi AS juga masih terus berkembang," ujarnya analis mata uang dari PT Bank Commonwealth Mika Martumpal hari ini, di Jakarta.
Adapun, mayoritas analis yang disurvei Bloomberg memprediksi besok, Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga di 6,5%. Sebagian lagi mengekspektasi bank sentral akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin.
Sementara itu, yield obligasi pemerintah yang bertenor 10 turun satu basis poin menjadi 6,21%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News