Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Penguatan rupiah berlanjut untuk hari kedua. Mata uang Garuda ini terapresiasi seiring spekulasi asing akan menambah kepemilikan di aset domestik untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Data antar bank lokal menunjukkan, nilai tukar rupiah menguat 0,1% ke posisi Rp 8.910 per dollar AS pada pukul 9.48 di Jakarta. Sebelumnya, rupiah sudah menguat sebanyak 0,3%.
Bursa mencatat, investor asing membeli saham lokal sebesar US$ 154 juta, lebih besar dari jumlah yang mereka jual bulan ini. Sementara itu, kepemilikan asing di obligasi Indonesia meningkat menjadi Rp 222,01 triliun pada 4 November, dari Rp 219,78 di akhir Oktober.
Pada 7 November lalu, Biro Pusat Statistik melaporkan produk domestik bruto meningkat 6,54% di kuartal ketiga, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya di 6,52%. Sementara, data dari Amerika Serikat juga positif. Kemarin, AS melaporkan penambahan lapangan kerja per September naik ke posisi tertinggi tiga tahun. Data tersebut mengurangi kekhawatiran terhadap perlambatan global.
Analis mata uang dari PT Bank Commonwealth Mika Martumpal menyebut, arus masuk ke pasar saham dan obligasi menopang nilai tukar rupiah terhadap dollar. "Data Domestik menunjukkan pertumbuhan ekonomi untuk kuartal ketiga masih kuat. Ekonomi AS juga masih terus berkembang," ujarnya, hari ini, di Jakarta.
Adapun, mayoritas analis yang disurvei Bloomberg memprediksi besok, Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga di 6,5%. Sebagian lagi mengekspektasi bank sentral akan kembali memotong suku bunga sebesar 25 basis poin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News