kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asing mengubah portofolio investasi


Kamis, 20 Juli 2017 / 09:30 WIB
Asing mengubah portofolio investasi


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Nathania Pessak | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Investor asing masih memasang posisi jual di pasar saham domestik. Kemarin (19/7), di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyusut 0,27% ke level 5.806,69, para pemodal asing membukukan penjualan bersih (net sell) Rp 1,61 triliun.

Dalam sebulan terakhir, nilai dana asing yang sudah keluar dari Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 10 triliun. Tapi sejak awal tahun hingga kemarin atau year-to-date (ytd), asing masih mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 9,4 triliun.

Analis Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan menilai, saat ini investor asing masih dalam posisi wait and see. "Sekarang yang mereka tunggu faktor makro. Apabila kondisi makro oke, mereka kembali yakin," kata dia kepada KONTAN, Rabu (19/7).

Kondisi makroekonomi Indonesia merupakan faktor yang dominan mempengaruhi pasar saham. Data yang ditunggu investor asing antara lain kinerja emiten semester pertama tahun ini dan soal cadangan devisa.

Strategi portofolio

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido menyebutkan, penurunan IHSG belakangan ini adalah koreksi yang sehat dan wajar. Namun investor tetap mesti mewaspadai kondisi tersebut. "Terlepas dari pergantian semester, ada kemungkinan asing mengubah portofolionya. Kemungkinan ada koreksi bulan ini" kata Kevin.

Hal senada dikemukakan Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri. "Kelihatannya mereka ada balancing sedikit portofolio," ungkap dia. Biasanya, investor menerapkan strategi dengan mengubah portofolio dari pasar saham ke pasar obligasi. Lihat saja, dana asing di pasar obligasi domestik mulai menanjak (lihat halaman 7).

Sedangkan Kepala BNI Sekuritas Norico Gaman berpendapat, saat ini investor asing memanfaatkan momentum penguatan indeks saham beberapa waktu lalu untuk merealisasikan keuntungan atau capital gain. Seperti diketahui, IHSG sempat mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI di posisi 5.910,24, pada 3 Juli lalu. "Investor asing masih melihat momentum penguatan indeks saham terus menunjukkan ke arah 6.000," papar Norico.

Toh, performa pasar saham Indonesia saat ini masih terbilang bagus. Sejak awal tahun hingga kemarin (ytd), IHSG mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,6%. Bahkan di semester pertama lalu, menurut Alfred, pertumbuhan indeks saham lokal sudah mencapai 13,8%.

Dari fakta ini, Alfred juga berasumsi sebenarnya asing berada dalam posisi profit taking. Ia juga mengatakan bahwa investor asing belum mengalihkan sahamnya ke bursa saham lain. Dengan kata lain, pemodal asing masih menahan cash terlebih dahulu.

Ia juga masih meyakini hingga akhir tahun nanti IHSG bisa ditutup di kisaran 6.000-6.200.

Adapun Hans memprediksi IHSG hingga akhir 2017 bisa berada di posisi 6.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×