Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing terus keluar dari pasar saham domestik. Asing masih mencatatkan net sell di saham penggerak pasar atau saham blue chip yang memiliki kapitalisasi pasar besar.
Dalam transaksi kemarin, asing net sell senilai Rp 752 miliar. Sejak awal tahun atau year to date (ytd), asing sudah net sell Rp 25,43 triliun.
Saham berkapitalisasi pasar besar, seperti BBRI, ASII, TLKM, UNVR dan UNTR mencatatkan net sell cukup besar. Di BBRI, misalnya, asing sudah mencetak net sell hingga Rp 7,33 triliun (ytd)
Di periode yang sama, asing mencatatkan net sell di ASII, TLKM dan UNVR, masing-masing Rp 4,53 triliun, Rp 4,31 triliun dan Rp 2,22 triliun.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, tren net sell asing terjadi sejak awal tahun. Asing tengah melakukan rebalancing portofolio. Hal ini dipengaruhi sentimen dari luar negeri.
Beberapa sentimen seperti perang dagang menjadi hal yang diwaspadai asing. "Apalagi di awal tahun pasar agak mahal," kata Hans, kemarin. Hal ini diprediksi terus terjadi hingga semester pertama, saat sentimen global berakhir.
Meski begitu, dengan posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di rentang 6.000 hingga 6.200, Hans menilai akumulasi beli saham yang bagus sudah bisa dilakukan. Sektor yang bisa dipertimbangkan antara lain perbankan, infrastruktur, konstruksi, otomotif dan konsumer. Ia mempertimbangkan investor bisa memegang long term WIKA WSKT, PTPP, WTON, TLKM, PGAS dan JSMR.
Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menyebutkan, beberapa sentimen internal dan eksternal menyebabkan keluarnya asing di saham blue chip. Sentimen yang dimaksud seperti isu kemungkinan kenaikan bunga The Fed dan perang dagang.
Dia memprediksi IHSG masih bisa menguat hingga menyentuh 6.700 pada akhir tahun nanti. Saham yang bisa dicermati adalah saham perbankan dan ritel dengan semakin menguatnya daya beli. Ia juga merekomendasikan saham konsumer.
Asing masih net sell di saham blue chip seperti BBRI, ASII, TLKM dan UNVR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News