kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Asing Keluar dari Pasar Saham RI Picu Aksi Jual Terbatas Terjadi di SBN


Kamis, 14 Desember 2023 / 11:20 WIB
Asing Keluar dari Pasar Saham RI Picu Aksi Jual Terbatas Terjadi di SBN
ILUSTRASI. Layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Asing keluar dari Pasar Saham RI memicu aksi jual terbatas terjadi di SBN


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi jual terbatas terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada Rabu (13/12). Hal ini tercermin dari kenaikan yield obligasi pemerintah Indonesia (INDOGB) tenor 5 tahun sebesar 6 bps menjadi 6,76% dan tenor 10 tahun sebesar 7 bps menjadi 6,7% akibat depresiasi rupiah. 

Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, depresiasi tersebut disebabkan oleh arus keluar modal asing dari pasar saham yang berlangsung sejak Selasa pekan lalu (5/12). Total nilainya mencapai US$  238,9 juta. 

Walaupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan 3,3% ytd ke level 7.075 per (13/12), indeks LQ45 dan IDX 80 terkontraksi masing-masing sebesar 0,5% dan 1,5% ytd.

Baca Juga: Asing Mulai Aksi Beli Tapi Masih Hati-Hati

Hal ini mengindikasikan ketidakseimbangan pergerakan antara saham blue chip dengan saham-saham lainnya terutama sejumlah saham IPO, seperti CUAN yang naik 4.042,3% ytd, BREN 676,9% ytd, dan AMMN 306% ytd.

"Tampaknya hal ini memicu kekhawatiran investor asing atas fundamental IHSG," kata Lionel dalam risetnya, Kamis (14/12).

Sementara itu, euforia spekulatif melanda pasar global setelah rilis data inflasi PPI Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dibandingkan konsensus. Inflasi PPI AS bulan November 2023 turun menjadi 0,9% yoy, lebih rendah dari Oktober 2023 yang sebesar 1,2% yoy dan perkiraan konsensus 1% yoy.

Euforia spekulatif juga muncul setelah pengumuman proyeksi FOMC Desember dengan naiknya pemangkasan suku bunga The Fed 2024 menjadi 75 bps, dari perkiraan sebelumnya di 50 bps.

Baca Juga: Asing Mulai Incar Saham Bank dan Tambang, Cermati Rekomendasi Analis

"Pasar memperkirakan suku bunga Fed akan turun 150 bps menjadi 4,5% di 2024 dengan peluang dovish pivot terjadi di kuartal I-2024 tepatnya pada Maret," tutur Lionel. 

Akibatnya, indeks obligasi EMBI untuk emerging market naik 0,7%, sementara yield  US Treasury tenor 10 tahun dan Bund masing-masing turun 18 bps dan 5 bps menjadi 4,02% dan 2,17%. Yield INDOGB tenor 10 tahun berpeluang turun menuju rentang 6,6%-6,7% yang diikuti apresiasi rupiah menuju rentang Rp 14.500-Rp 15.500 per USD. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×