Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah lunglai dalam sepekan ini, seiring keluarnya asing dari aset domestik. Ini merupakan minggu ketiga mata uang garuda tertekan. Nilai tukar rupiah keok 0,4% dalam sepekan, menuju level Rp 9.079 per dollar AS pada pukul 9.30 di Jakarta. Adapun, pagi ini saja, rupiah lanjut melemah 0,1%.
Asing hengkang dari pasar domestik, karena terpicu rencana kenaikan harga BBM subsidi. Sentimen ini mencuatkan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi akan melambat.
Dalam bulan ini, kepemilikan investor asing di obligasi pemerintah susut sebesar Rp 4 triliun hingga 22 Februari. Selain itu, asing juga menjual asetnya di saham domsetik sebesar US$ 162 juta per 23 Februari.
Kemarin, Robert Prior-Wandesforde dari Credit Suisse Group AG dalam risetnya menyebut, kenaikan harga BBM cenderung memukul sentimen konsumen, dan mengakibatkan pertumbuhan PDB lebih lemah dalam jangka pendek.
"Gerakan investor asing di saham mencerminkan minat beli global di tempat lain. Makanya, rupiah cenderung melemah," kata Nurul Eti Nurbaeti, Kepala treasury di PT Bank Negara Indonesia, di Jakarta.
Sebagai catatan, yield obligasi pemerintah seri benchmark bertenor 10 tahun naik 11 basis poin dalam sepekan ini ke level 5,40%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News