kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Asian Games belum tentu mengerek laba Garuda Indonesia dan AirAsia, ini sebabnya


Senin, 16 Juli 2018 / 18:05 WIB
Asian Games belum tentu mengerek laba Garuda Indonesia dan AirAsia, ini sebabnya
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia di area GMF


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhelatan Asian Games di Jakarta dan Palembang bulan depan berpotensi mengerek pendapatan maskapai penerbangan seiring kedatangan atlet dan pendukung perhelatan olahraga se-Asia ini. Tapi, analis masih ragu prospek kenaikan volume terhadap laba emiten penerbangan.

William Siregar, analis senior Paramitra Alfa Sekuritas bilang perhelatan Asian Games bisa menjadi momentum yang baik bagi PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) maupun PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) untuk meningkatkan kinerja keuangannya. Namun, ia bilang semua itu bergantung pada efisiensi operasional dua emiten tersebut.

""Hal ini disebabkan karena ketatnya persaingan dan naiknya harga bahan bakar yang banyak menggerus pendapatan bisnis penerbangan," kata William, Senin (16/7).

William menambahkan, pendapatan dari event Asian Games cukup memberi dampak signifikan, karena makin tingginya frekuensi penerbangan di langit Indonesia, khususnya rute Jakarta-Palembang. "Tapi kembali lagi, kalau emiten tidak efisien dalam operational perusahaan, apalagi ketika beban bahan bakar masih tinggi seperti ini, maka efek event Asian Games tidak akan terlalu berdampak bagi kinerja perusahaan," tambahnya.

Sepanjang kuartal I 2018, CMPP menderita rugi bersih Rp 218,66 miliar. Rugi ini hampir dua kali lipat dibandingkan dengan rugi periode yang sama tahun lalu Rp 111,96 miliar. Kerugian tersebut dikontribusi oleh pendapatan usaha yang turun 4,55% menjadi Rp 843,83 miliar, dan beban usaha bersih yang naik 11,02% menjadi Rp 1,12 triliun. Akibatnya, rugi usaha CMPP membengkak 123,8% menjadi Rp 273,14 miliar.

Garuda Indonesia mencatatkan kerugian bersih US$ 64,3 juta pada periode Januari—Maret 2018. Kerugian tersebut mengecil sebesar 36,5% dibandingkan capaian perseroan pada kuartal I/2017 yang sebesar US$101,2 juta. Namun, pendapatan emiten maskapai pelat merah tersebut meningkat 7,9% pada kuartal I/2018 menjadi US$983 juta dibandingkan sebelumnya (yoy) yang sebesar US$910,8 juta.

William menyarankan untuk wait and see terlebih dahulu kedua saham penerbangan ini. "Saya rasa wait and see dulu sembari menunggu kinerja di kuartal III tahun ini," tutupnya.

Pada akhir perdagangan hari ini (16/7), saham CMPP naik 0,73% ke level Rp 276 per saham. Sementara itu, saham GIAA malah anjlok 1,69% ke level Rp 232 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×