Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset investasi di penghujung tahun 2024 menunjukkan performa beragam, dengan aset kripto kembali menjadi sorotan utama.
Bitcoin mencatat penguatan tajam, naik 51,15% dalam sebulan ke level US$ 95.943 per BTC, sementara Ethereum naik 29,33% ke US$ 3.379, berdasarkan data Bloomberg per 29 Desember 2024.
Panji Yudha, Financial Expert Ajaib Kripto, menyebut penguatan bitcoin didorong oleh sentimen positif setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS)
Baca Juga: Prospek Saham Bank Unggulan di Tahun 2025
Kebijakan pro-kripto Trump, seperti usulan cadangan strategis Bitcoin untuk memperkuat posisi AS di pasar global, memunculkan optimisme di kalangan pelaku pasar.
"Selain itu, infrastruktur blockchain yang semakin matang dan peningkatan adopsi aset kripto turut mendorong penguatan harga," jelas Panji kepada Kontan.co.id, Jumat (27/12).
Dolar Menguat, Emas Tertekan
Sementara itu, dolar AS juga menunjukkan kinerja positif, naik 7,23% terhadap rupiah sepanjang Desember 2024.
Myrdal Gunarto, Global Market Economist Maybank Indonesia menyebutkan bahwa sikap hawkish The Fed dan terbatasnya ruang penurunan suku bunga menjadi faktor utama penguatan dolar.
Sebaliknya, emas spot mengalami penurunan 1,03% dalam sebulan ke US$ 2.631 per ons troi.
Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures, menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh perburuan dolar yang lebih kuat sebagai aset safe-haven setelah The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 bps ke level 4,25%-4,50% pada 18 Desember 2024.
Baca Juga: Harga Bitcoin Diproyeksi Naik ke Level US$120.000 di Kuartal I-2025
Namun, emas Antam justru mencatat kenaikan 4,23% ke Rp 1.526.000 per gram, dipengaruhi pelemahan rupiah yang lebih besar dibandingkan penurunan harga emas global.
"Harga emas Antam tetap tinggi meski harga emas internasional turun, berkat depresiasi rupiah," ungkap Lukman.
Obligasi dan Pilihan Investor
Kinerja obligasi selama Desember 2024 cenderung stagnan. Obligasi pemerintah turun 0,95% berdasarkan Indobex Government Bond Total Return, sedangkan obligasi korporasi hanya naik 0,57% berdasarkan Indobex Corporate Bond Total Return.
Ahmad Nasrudin, Fixed Income PEFINDO, menjelaskan bahwa penurunan suku bunga memberikan dampak lebih signifikan pada obligasi korporasi dibandingkan obligasi pemerintah.
"Ketika suku bunga turun, yield obligasi korporasi menurun, memberikan peluang emiten untuk memperbaiki leverage keuangan mereka," jelasnya.
Baca Juga: Ambruk Menjelang Akhir Tahun 2024, Harga Bitcoin Masih Berpotensi Menguat Awal 2025
Proyeksi ke Depan
Meski emas internasional tertekan, potensi perang dagang akibat kebijakan tarif Trump diperkirakan akan meningkatkan permintaan emas sebagai safe-haven di masa depan.
"Kondisi global yang tidak stabil akan mendukung penguatan emas, termasuk harga emas Antam," pungkas Lukman.
Dengan dinamika tersebut, aset kripto dan dolar menjadi bintang di akhir tahun, sementara investor tetap berhati-hati dalam memilih instrumen investasi lainnya.
Selanjutnya: BEI Mempertanyakan Kenaikan Piutang Humpuss Maritim yang Naik Signifikan
Menarik Dibaca: Solusi Rumah Tangga Praktis untuk Sambut Tahun Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News