kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   19.000   1,25%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

Aset Kripto Paling Mendatangkan Cuan Besar di Tahun 2024


Selasa, 31 Desember 2024 / 20:06 WIB
Aset Kripto Paling Mendatangkan Cuan Besar di Tahun 2024
ILUSTRASI. Menutup tahun 2024, aset investasi menunjukkan kinerja yang beragam. Portofolio unggulan diraih aset kripto, kemudian diikuti emas, dan obligasi.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset kripto menjadi instrumen investasi yang mendatangkan cuan paling besar di tahun 2024. Setelah aset kripto, kemudian diikuti emas, dan obligasi. 

Melansir Bloomberg, kinerja Bitcoin melonjak 120,63% secara year to dated (ytd) ke level US$ 95.943 per btc. Sedangkan sejawatnya, Ethereum tumbuh 44,34% ytd ke level US$ 3.379 per koin.

Panji Yudha, Financial Expert Ajaib Kripto mengatakan persetujuan ETF spot Bitcoin dan Ehereum oleh SEC AS menjadi pendorong utama penguatan harga kripto di awal tahun. 

Langkah tersebut kemudian meningkatkan kepercayaan investor institusional besar seperti BlackRock dan Fidelity yang mulai aktif berinvestasi dalam aset kripto, serta memberikan legitimasi dan meningkatkan partisipasi di pasar.

Baca Juga: Cermati Strategi Investasi Emas di Akhir Tahun, Tahun Depan Bisa Tembus US$ 3.000

Bitcoin juga mengalami halving pada 2024, yang secara historis mengurangi pasokan koin baru dan harganya terdorong naik. Halving kali ini berhasil menarik perhatian investor karena dampaknya terhadap dinamika penawaran dan permintaan.

Menuju akhir tahun, pasar kripto semakin diperkuat dengan kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS. Presiden terpilih Trump menyatakan dukungan terhadap regulasi yang ramah untuk kripto, termasuk usulan membentuk cadangan strategis Bitcoin untuk memperkuat posisi AS di pasar global.

"Infrastruktur blockchain yang semakin matang, dengan peningkatan skalabilitas dan keamanan, juga menarik lebih banyak pengguna dan mendorong adopsi di berbagai sektor. Bitcoin, sebagai aset lindung nilai jangka panjang, semakin diterima oleh investor ritel maupun institusionall," kata Pandji kepada KONTAN, (27/12).

Emas juga berkilau

Selain kripto, emas menjadi portofolio selanjutnya yang memberikan kinerja apik dengan kenaikan 27,30% ytd menjadi US$ 2.631 per ons troi. Emas Antam bahkan mencatat kenaikan 33,39% ytd ke Rp 1.528.000 per gram.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan peningkatan harga emas utamanya didorong permintaan yang naik akibat kekhawatiran gejolak ekonomi dan geopolitik. 

Sejumlah bank sentral di dunia juga memburu emas dalam upaya mendiversifikasi cadangan devisa. Salah satu yang melakukan memborong emas adalah Bank of China, hal tersebut dilakukan karena ingin mengurangi kepemilikan obligasi AS. Seperti diketahui tahun depan diperkirakan akanterjafi pperang dagang antara China dan AS. 

"Eskalasi perang di Ukraina dan konflik di Timur Tengah semakin memberikan insentif bagi investor ritel dan institusi ikut memburu emas. Maklum, emas merupakan aset safe haven yang diburu saat ketidakpastian meningkat," ujar Lukman.

Baca Juga: Topik Utama Aset Kripto 2024: ETF Bitcoin, Rekor Harga Hingga Pengaruh Donald Trump

Sedangkan emas antam mengikuti kinerja emas dunia. Hanya saja kenaikannya bisa signifikan dipicu oleh pelemahan rupiah. Adapun sepanjang tahun ini rupiah mengalami tekanan luar biasa. Per Senin (20/12) menyentuh Rp 16.162 per dolar AS, berdasarkan JISDOR. Sedang rupiah tertekan, dolar menguat signifikan. Berdasar Bloomberg dolar menguat sekitar 2,86% dalam setahun terakhir ini.

Surat utang

Kinerja positif juga dialami portofolio surat utang. Obligasi korporasi berhasil mengungguli kinerjanya obligasi pemerintah. Berdasarkan pergerakan Indobex Goverment Bond Total Return, obligasi pemerintah mencetak return 4,14% ytd. Sedangkan berdasarkan pergerakan Indobex Corporate Bond Total Return, obligasi korporasi unggul dengan kenaikan 6,94%.

Ahmad Nasrudin, Fixed Income Pefindo mencermati unggulnya kinerja obligasi korporsi karena dibanding obligasi pemerintah, biasanya obligasi korporasi memberikan return lebih tinggi. Di sisi lain pasar saham tengah tertekan, tercermin dari IHSG yang turun 2,38% ytd. Sehingga investor beralih ke obligasi korporasi yang lebih aman namun mampu memberi return tinggi. 

Selain itu pemangkasan suku bunga yang beberapa kali terjadi di tahun ini ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap obligasi pemerintah dibanding ke obligasi korporasi. 

"Ketika suku bunga turun, yield obligasi korporasi turun tidak hanya karena penurunan yield benchmark, tapi juga penurunan premi," jelas Ahmad kepada KONTAN. 

Baca Juga: Harga Makin Mahal, Masih Menarik Investasi di Bitcoin?

Selanjutnya: Tak Jadi Naik, Beli Detergen, Baju hingga Skincare Tetap Berlaku PPN 11% pada 2025

Menarik Dibaca: KAI Berangkatkan 2,5 Juta Penumpang Saat Nataru, Ini Stasiun Keberangkatan Tertinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×