kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aset kripto buatan dalam negeri makin banyak, seperti apa prospeknya?


Minggu, 05 Desember 2021 / 10:29 WIB
Aset kripto buatan dalam negeri makin banyak, seperti apa prospeknya?
ILUSTRASI. Aset kripto makin banyak bermunculan


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan industri aset kripto di Indonesia semakin masif dan semakin banyak peminatnya. Tak mengherankan pada akhirnya, para anak bangsa memanfaatkan perkembangan ini dengan menciptakan aset kripto tersendiri.

Aset kripto buatan dalam negeri sendiri jumlahnya terus bertambah, baru-baru ini aplikasi investasi Nanovest telah meluncurkan koin kripto bernama Nanobyte (NBT). Nanovest beserta NBT sendiri didukung oleh Sinar Mas Financial Group sebagai back up company

Merujuk dari Litepapernya, NBT dibuat sebagai jembatan antara aset kripto dengan sistem mata uang tradisional. Salah satu caranya adalah membuat dompet kripto yang terhubung dengan produk mata uang FIAT seperti uang elektronik, kartu kredit, asuransi, dan produk investasi lainnya.

Selain NBT, beberapa aset kripto lokal lainnya yang sudah cukup populer adalah Toko Token (TKO) milik Tokocrypto, Tadpole (TAD) besutan Indodax dan Tokenomy, ZMT milik Zipmex, botXcoin (BOTX) yang dikembangkan PT BOTX Technology Indonesia, dsb.

Baca Juga: Kemunculan aset kripto dalam negeri mendapat sambutan positif

Jika merujuk Coinmarketcap.com, TKO punya rating yang paling tinggi yakni menempati 363 dengan jumlah market cap sebesar US$ 157 juta.

Disusul, TAD berada peringkat 1.590 dengan jumlah market cap sebesar US$ 2,23 juta. Lalu, untuk BOTX ada di peringkat 3.307 dengan jumlah market cap yang diperkirakan sebesar US$ 2,98 miliar, Sementara untuk ZMT menempati peringkat 4.018 dan diproyeksikan punya market cap US$ 129 juta.

Masih dari Coinmarketcap.com, dari sisi volume perdagangan dalam 24 jam terakhir, TKO juga yang paling besar yakni sebanyak US$ 40 juta. Diikuti, oleh BOTX yang dalam 24 jam terakhir diperdagangkan sebanyak US$ 1 juta. Sementara untuk TAD dan ZMT masing-masing diperjual-belikan sebanyak US$ 46.622 dan US$ 226.324 dalam 24 jam terakhir.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, semakin ramainya para kreator lokal yang membuat aset kripto sejatinya menyimpan potensi yang besar untuk ke depannya.

Bagaimanapun, digitalisasi dan perkembangan teknologi yang ada akan menjadi tulang punggung aset kripto, dan yang dilakukan oleh pembuat kripto lokal ini adalah bagian dari proses ke arah sana.

“Ini juga membuat industri lebih kompetitif dan menciptakan lapangan permainan yang seimbang di mana ini merupakan hal yang baik. Hanya saja, yang dapat bertahan dan eksis adalah aset kritp yang punya sistem yang baik dan komunitas yang kuat,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (3/12).

Baca Juga: Mengintip potensi dan peluang aset kripto berbasis metaverse

Senada Pengamat dan Investor Aset Kripto Vinsensius Sitepu Kripto menilai kemunculan aset-aset kripro dalam negeri ini merupakan tanda baik. Dengan semakin inovatifnya para developer untuk menarik perhatian para trader dan investor baru, dampaknya adalah persaingan ketat tersebut akan mengembangkan use case masing-masing kripto.

Kendari begitu, Vinsensius mengaku cukup sulit melihat prospek aset-aset tersebut secara jangka panjang. Pasalnya, seluruh aset kripto yang ada baik sebagai sebuah produk dan utilitas, sangat bergantung pada kegunaan kripto itu sendiri. Dengan kata lain, keluasan dan nilainya juga bergantung pada jumlah penggunanya .

Oleh karena itu, menurutnya, salah satu indikator yang bisa dijadikan pertimbangan adalah jika penggunanya banyak dan diiringi volume yang besar dan bidang utilitasnya juga bagus, maka hal tersebut bisa jadi basis pertimbangan yang baik.

“Hanya saja, kebanyakan pengguna kripto kebanyakan "agak ragu" dengan nilai tambah, potensi masa depan dari kripto-kripto lokal. Pasalnya, pengguna lebih suka kripto di luar negeri yang sudah jelas biaya marketingnya, use case, kemitraan dll,” imbuh Vinsensius.

Baca Juga: Pasca fit and proper test calon direksi, ini update pembentukan bursa aset kripto

Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk para trader dan investor sebaiknya harus tetap berhati-hati dan memasang sikap skeptis dulu terhadap aset kripto yang ada, termasuk buatan lokal. Dimulai dengan pelajari baik-baik potensinya, apakah ada potensi scam atau tidak dan pastikan pasar kriptonya juga likuid, sehingga mudah untuk menjual dan membeli.

“Selain use case-nya, saya pikir harus melihat dari member atau pengguna yang dominan artinya kapitalisasinya juga harus besar. Terus harus tetap hati-hati karena tidak menutup kemungkinan tindakan penipuan,” Sutopo menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×