Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Optimisme kenaikan permintaan logam dari Amerika Serikat (AS) dan China membawa angin segar pada pergerakan harga aluminium.
Mengutip Bloomberg, Kamis (12/5) pukul 12.37 WIB, harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 0,6% ke level US$ 1.574 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun dalam sepekan terakhir, aluminium tergerus 2,1%.
Aluminium menguat dalam dua hari berturut-turut setelah data ekonomi baik dari Amerika Serikat (AS) maupun China mampu membawa optimisme akan kenaikan permintaan.
Pembukaan tenaga kerja AS bulan Maret sebesar 5,76 juta naik dari bulan sebelumnya 5,61 juta. Sementara data inflasi China naik dalam tiga bulan berturut - turut dan inflasi produsen turun lebih rendah dari proyeksi.
Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoint Futures mengatakan, data positif dari AS dan China kemungkinan dapat menjadi sentimen yang menjaga tren kenaikan harga setidaknya sampai akhir bulan ini.
Tetapi, di sisi lain angka ekspor aluminium China bulan April 2016 turun 7,8% dibanding tahun sebelumnya menjadi 400.000 ton. Turunnya angka ekspr disebabkan oleh tingkat permintaan yang masih lemah.
Andri melihat, harga aluminium masih rawan koreksi. Pasalnya, pergerakan harga seringkali mengikuti harga minyak dunia serta nilai tukar dollar AS. "Apabila minyak mengalami penurunan, maka akan berimbas tekanan pada aluminium," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News