kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi profit taking menekan aluminium


Jumat, 15 April 2016 / 07:25 WIB
Aksi profit taking menekan aluminium


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah sempat melesat tajam dalam perdagangan hari sebelumnya, harga aluminium kembali menukik. Prediksi sejumlah kalangan, permintaan aluminium sepanjang tahun 2016 ini belum akan membaik.

Mengutip Bloomberg, Kamis (14/4), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 0,60% ke US$ 1.549 per metrik ton dibandingkan hari sebelumnya. Dalam sepekan, harga naik 3,06%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka, mengatakan, penguatan indeks dollar AS menjadi penyeret harga komoditas. Hingga pukul 17.15 WIB indeks dollar AS melesat 0,22% ke level 94,95. Ini terjadi pasca penantian pelaku pasar akan sajian data ekonomi AS seperti inflasi dan klaim pengangguran mingguan.

"Ada harapan inflasi AS tumbuh, itu positif karena menanti sinyal perbaikan outlook ekonomi The Fed pada FOMC April 2016 ini," tutur Ibrahim.

Di sisi lain, tekanan eksternal bagi harga aluminium datang dari penantian pasar akan berlangsungnya pertemuan Oil Freeze di Doha, 17 April 2016. Sinyal kesepakatan antara produsen kian mengempis.

Jika benar kesepakatan gagal dicapai, harga minyak akan semakin ambruk. Penurunan harga minyak akan menyeret harga komoditas lain, termasuk aluminium. "Apalagi kenaikan sebelumnya cukup tinggi, pelaku pasar melakukan profit taking pada aluminium," tambah Ibrahim.

Penurunan diperkirakan berlanjut pada Jumat (15/4). Hal ini menyusul revisi ragam prediksi mulai dari produksi hingga permintaan dari Alcoa Inc, salah satu produsen aluminium terbesar di Amerika Serikat.

Dalam laporan terbarunya, Alcoa menduga permintaan global aluminium hanya akan tumbuh 5%. Lebih rendah dari prediksi pada Januari 2016 sebesar 6%. Alasan Alcoa memangkas proyeksi ini berdasarkan keadaan ekonomi Tiongkok yang tak kunjung prima.

Permintaan dari China diprediksi hanya tumbuh 6,5% tahun ini. Padahal, awal tahun Alcoa menduga permintaan China bisa tumbuh 8%. Hanya saja, ada peluang kenaikan harga di akhir pekan ini.

"Kalau menilik data produksi industri dan pertumbuhan ekonomi China kuartal satu 2016 yang diperkirakan positif, harga logam industri termasuk aluminium bisa naik terbatas," jelas Ibrahim.

Karena itu Ibrahim menduga, harga aluminium akan bergerak di kisaran US$ 1.450-US$ 1.560 per metrik ton untuk hari ini dan US$ 1.370- US$ 1.620 per metrik ton untuk sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×