Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir pekan lalu, rupiah berhasil menutup perdagangan dengan lebih bertenaga. Namun, pergerakan nilai tukar mata uang Garuda sepekan ke depan akan sangat ditentukan keputusan Bank Indonesia terkait kebijakan suku bunga acuan.
Mengutip Bloomberg, rupiah pada Jumat (11/5) ditutup menguat 0,88% ke level Rp 13.960 per dollar Amerika Serikat (AS). Adapun, rupiah juga masih mencatat penguatan 0,29% sepanjang pekan lalu.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail, menilai, penguatan rupiah tersokong oleh melemahnya dollar AS seiring dengan data inflasi bulan April yang dirilis lebih rendah dari ekspektasi. "Dengan begitu, ada kemungkinan suku bunga The Fed tidak akan naik di bulan depan," ujar Mikail, Jumat (11/5).
Selain itu, rupiah juga telah mengalami depresiasi yang cukup dalam sebulan terakhir. Lantas, menurut Mikail, aksi profit-taking pun mulai terjadi.
Pekan depan, Mikail melihat peluang Bank Indonesia mengerek suku bunga acuan cukup besar. Ia optimistis, rupiah bisa melanjutkan penguatan jika wacana tersebut terealisasi.
Apalagi, akhir pekan lalu, data defisit transaksi berjalan kuartal-I 2018 tercatat sebesar US$ 5,5 miliar atau 2,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 6 miliar atau 2,3% dari PDB.
Mikail memprediksi, sepekan ke depan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 13.950 - Rp 14.000 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News