Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) bakal memutuskan suku bunga acuan pada hari ini Rabu (19/2). Berdasarkan konsensus pasar, BI diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.
Economist PT Panin Sekuritas Tbk Felix Darmawan menilai suku bunga BI bakal dipertahankan di level 5,75%.
Sebab, meskipun inflasi masih rendah dan ada kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, faktor musiman seperti masuknya bulan Ramadan bisa meningkatkan inflasi yang lebih tinggi, terutama pada sektor pangan, transportasi, dan akomodasi.
Namun, setelah periode Lebaran, BI diprediksi memiliki ruang lebih luas untuk melonggarkan kebijakan moneternya.
Baca Juga: BI Diprediksi akan Pertahankan Suku Bunga Acuannya 5,75%, Ini Alasannya
"Pasca keputusan BI, pasar saham kemungkinan bakal merespons dengan cukup stabil. Kalau memang tetap di level 5,75%, efeknya ke IHSG cenderung netral hingga positif karena sudah sesuai ekspektasi pasar," kata Felix kepada Kontan, Rabu (19/2).
Dampak terhadap Pasar Saham
Keputusan suku bunga BI akan memengaruhi pergerakan pasar saham, dengan beberapa skenario berikut:
Pertama, apabila suku bunga tetap di 5,75%, maka pasar cenderung stabil dengan peluang penguatan bertahap. Keputusan ini sudah sesuai ekspektasi, sehingga tidak menimbulkan kejutan bagi investor.
Kedua, jika ada penurunan suku bunga maka bisa menjadi katalis positif bagi sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti properti dan perbankan.
Ketiga, adanya kenaikan suku bunga meskipun peluangnya kecil. Jika ini terjadi, pasar bisa mengalami tekanan karena kenaikan suku bunga akan meningkatkan biaya kredit. Hal ini kurang menguntungkan bagi bisnis yang bergantung pada pembiayaan murah.
Felix juga menyampaikan ada sejumlah sektor yang bisa cuan dari keputusan BI kali ini, antara lain, sektor perbankan dengan kapitalisasi besar, konsumer yang berkaitan dengan faktor musiman, serta sektor properti dan kendaraan.
"Saham yang sensitif terhadap suku bunga biasanya dari sektor properti, perbankan dan otomotif," ujar Felix.
Apabila suku bunga tetap atau turun, kondisi ini akan menjadi angin segar bagi emiten seperti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) di sektor properti, serta perusahaan otomotif seperti PT Astra International Tbk (ASII), karena bunga kredit kendaraan tetap terjangkau.
Secara keseluruhan, selama BI tidak mengambil langkah yang di luar dugaan, pasar diperkirakan tetap kondusif dengan potensi penguatan bertahap.
Namun, investor tetap perlu memperhatikan perkembangan ekonomi global dan domestik untuk menyusun strategi investasi yang lebih aman.
Chief Economist Trimegah Sekuritas, Fakhrul Fulvian, menyatakan pasar saat ini masih dalam fase konsolidasi. Setelah keputusan Bank Indonesia, investor akan mencermati arah kebijakan moneter ke depan, khususnya terkait potensi pemotongan suku bunga lebih lanjut.
"Jika kebijakan moneter tetap mengarah ke stance dovish, sektor perbankan berpotensi mengalami perbaikan," tambah Fakhrul kepada Kontan, Rabu (19/2).
Beberapa saham yang menarik untuk dilirik antara lain:
- Sektor perbankan: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).
- Sektor batubara: PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
- Sektor consumer: PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI).
Saat ini, fokus utama pasar adalah pada potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh Bank Indonesia dan dampaknya terhadap perbaikan likuiditas.
Baca Juga: LPEM UI Ramal BI-Rate akan Dipertahankan pada Level 5,75%
Selanjutnya: Trump Berencana Ganti Nama Greenland Jadi Red, White, and Blueland Jika Sukses Dibeli
Menarik Dibaca: Promo A&W WednesDeal Tiap Rabu, Mozza Burger Mulai Rp 40.000-an Free Cheeseburger
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News