kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

APRDI targetkan 5 juta investor reksadana di 2017


Kamis, 20 Maret 2014 / 17:21 WIB
APRDI targetkan 5 juta investor reksadana di 2017
ILUSTRASI. Proyek pembangunan?Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Selatan di Jawa Barat.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kinerja pasar modal yang terus tumbuh menimbulkan ekspektasi industri reksadana juga bisa tumbuh sejalan. Masalahnya, saat ini jumlah investor reksadana masih bisa dibilang terbatas dibandingkan jumlah penduduk Indonesia.

Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI), Denny Taher mengatakan, saat ini total dana kelolaan seluruh produk reksadana sejumlah Rp 205 triliun.

Sedangkan jumlah investornya sekitar 180.000 investor. "Maka jika dirata-rata, 1 investor punya dana kelolaan Rp 1,3 miliar. Ini belum ritel. Masih didominasi nasabah prioritas," ujar Denny pada KONTAN, kemarin.

Sedangkan APRDI sendiri punya target jumlah investor reksadana bisa mencapai 5 juta investor pada 2017. Untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap reksadana, menurut Denny, ada dua poin penting yang perlu dilakukan.

Pertama perluas jalur distribusi. Ia bilang, dalam studi banding APRDI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di India terkait industri reksadana, India telah memiliki puluhan juta investor reksadana. "Jaringan distrbusi reksadana di India lebih luas," ungkapnya.

Menurutnya, di India seorang penasehat keuangan pribadi sekalipun bisa menjual reksadana. Sedangkan di Indonesia, kata Denny pola distribusi penjualan reksadana 95% berada di perbankan sedang 5% sisanya merupakan penjualan di manajer investasi (MI) itu sendiri.

Denny mengutarakan, agar pihak OJK segera mengeluarkan aturan yang mempermudah jalur pendistribusian reksadana sehingga tidak hanya di perbankan dan MI tapi juga misalnya di asuransi, gerai-gerai supermarket dll.

Sehingga diharapkan reksadana bisa mencapai tujuan dasarnya yaitu menjadi instrumen investasi untuk kalangan ritel. Kedua, layanan reksadana harus berbasis elektronik untuk memudahkan nasabah dalam transaksi.

Menurut Denny, jika semua MI bisa menerapkan hal ini, maka itu akan menumbuhkan minat investasi masyarakat terhadap reksadana.

APRDI menargetkan, dana kelolaan reksadana secara keseluruhan bisa naik 15% tiap tahunnya. "Target kami pada 2017 total dana kelolaan reksadana bisa Rp 1.000 triliun," tambah Denny.

Ia menekankan optimisme tersebut juga datang dari pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang kini sebesar 45 juta orang. Jauh lebih besar ketimbang jumlah investor reksadana saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×