Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Rencana kerjasama pembangunan pabrik pemurnian (smelter) copper cathode antara PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan PT Freeport Indonesia sepertinya bakal terganggu.
Hasil feasibility study yang dilakukan menyimpulkan proyek tersebut kabarnya akan membebani ANTM. Namun, Direktur Utama ANTM, Tato Miraza mengaku belum bisa memastikan apakah proyek itu bisa dilanjutkan atau justru dibatalkan. "Karena sekarang fokusnya ada di Freeport," tambahnya, (23/5).
Dia menambahkan, saat ini Freeport dan pemerintah tengah melakukan kajian lanjutan terkait proyek tersebut. Jika hasilnya tetap berlanjut, maka ANTM dan Freeport akan membentuk semacam kerjasama operasi, dimana kedua belah pihak memegang porsi kepemilikannya masing-masing.
Namun, Tato belum bisa merinci lebih lanjut soal rincian porsi kepemilikan saham itu. Yang jelas, kata tato, pihaknya siap dan sanggup jika nantinya proyek tersebut tetap dilanjutkan. "Soal pendanaan ada beberapa opsi, dan akan kami cari mana yang paling efisien, yang tidak membebani kami," pungkas Tato.
Maklum, proyek ini memiliki nilai investasi yang terbilang jumbo. Angkanya mencapai US$ 2,2 miliar. Namun selain ANTM, calon mitra yang juga diajak berkongsi dalam proyek ini adalah PT Newmont Nusa Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News