Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Untuk mendukung hilirisasi industrinya, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) akan mengambil 500 ton lumpur anoda atau anod slime dari PT Smelting akhir tahun ini.
Saat ini, terdapat 1.500 ton sampai 2.000 ton lumpur anoda di PT Smelting yang berada di Gresik, Jawa Timur. "Begitu ini jalan, 1.500 ton bisa kita investasikan di logam mulia juga," sebut Direktur Utama ANTM, Tato Miraza, di Gedung ANTM, Senin, (10/2).
Sekadar informasi saja, PT Smelting dimiliki bersama oleh 4 pihak. Kepemilikan mayoritas dipegang oleh Mitsubishi Materials Corporation sebesar 60,5%. Kemudian, PT Freeport Indonesia memiliki 25%.
Lebih lanjut, Mitsubishi Corporation Unimetal Ltd mengempit 9,5%. Terakhir, Nippon Mining and Metals Co Ltd memiliki 5%. Meski begitu, Tato bilang, bahwa ANTM akan melakukan pengambilan lumpur anoda itu sendiri.
Hanya saja, emiten pelat merah itu belum tahu skema yang tepat untuk pengolahan lumpur anoda tersebut. Pasalnya, ada isu Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang tengah dibicarakan di Kementerian Keuangan.
"Tapi kita sudah menjawab tantangan ke pemerintah kalau kita siap," ujarnya. Saham ANTM tutup di harga Rp 1.050. Angka tersebut baik 0,5% dibanding hari sebelumnya.
Perlu diketahui, lumpur anoda ini berasal dari hasil pengolahan tembaga milik PT Smelting. Selama ini, lumpur anoda tersebut di ekspor ke Jepang.
Namun, karena ada beleid larangan ekspor mineral mentah, ekspor lumpur anoda itu tak bisa dilakukan. Untuk itu, ANTM berkomitmen siap untuk mengolah lumpur anoda itu sehingga bisa menghasilkan berupa emas dan kandungan logam lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News