Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) bersiap menggarap pabrik smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. ANTM sudah menandatangani kesepakatan dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk mendirikan anak usaha patungan yang akan menggarap proyek tersebut.
Perusahaan patungan itu juga akan dibentuk bersama mitra asing yang ditunjuk akhir bulan ini. Direktur Utama ANTM, Tedy Badrujaman mengemukakan, proyek pembangunan SGAR Mempawah akan meningkatkan nilai cadangan bauksit ANTM yang besar melalui hilirisasi.
Dia bilang, SGAR dirancang memiliki kapasitas sebesar 2 juta ton smelter grade alumina (SGA) per tahun. Kapasitas tersebut lebih tinggi daripada proyeksi sebelumnya, yakni 1,6 juta ton per tahun.
Tedy mengatakan, pembangunan SGA akan dimulai pada tahun depan dan beroperasi pada tahun 2019 mendatang. Proses pembangunan proyek ini akan dilakukan secara bertahap.
Di tahap pertama, perusahaan pelat merah ini akan membangun SGAR yang berkapasitas 1 juta ton per tahun dengan kebutuhan bijih bauksit sebesar 6 juta wet metric ton (wmt) per tahun. "Industri hulu aluminium akan terintegrasi dengan produk hilirnya. Jadi, akan meningkatkan daya saing," ungkap Tedy di Jakarta, Kamis (15/10).
Dengan pengoperasian SGAR, Inalum bisa memperoleh pasokan bahan baku aluminium dari dalam negeri. Hal tersebut dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor alumina. Saat ini, Inalum memiliki kapasitas peleburan aluminium sebesar 250.000 ton aluminium batangan (ingot) per tahun.
Kelak, Inalum akan meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 500.000 ton per tahun pada 2020, yang membutuhkan minimal 1 juta ton alumina sebagai bahan baku. ANTM masih menantikan calon mitra strategis yang siap mendukung proyek ANTM dan Inalum.
Calon mitra ini berasal dari China, Rusia dan Uni Emirat Arab. ANTM masih memproses penunjukan mitra strategis di proyek tersebut. Perusahaan asing ini diharapkan turut berpartisipasi dalam mendanai proyek SGA Mempawah yang bernilai US$ 1,7 miliar - US$ 1,8 miliar.
ANTM juga membuka peluang dari pinjaman perbankan. Emiten ini berpotensi meraih utang dari China Development Bank (CDB) senilai US$ 1,5 miliar untuk proyek tersebut. Harga saham ANTM kemarin ditutup menyusut 1,94% menjadi Rp 505 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News