kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Antisipasi Profit Taking, Rupiah Diproyeksikan Bertahan di Rp 15.300 Per Dolar AS


Kamis, 19 September 2024 / 14:02 WIB
Antisipasi Profit Taking, Rupiah Diproyeksikan Bertahan di Rp 15.300 Per Dolar AS
ILUSTRASI. proyeksi rupiah yang terus menguat


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca Federal Reserve (The Fed) pemangkasan suku bunga, kurs rupiah kian menguat dan beredar di bawah level Rp 15.300 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kamis (19/9) pukul 13.43 WIB, kurs rupiah spot berada di Rp 15.270 per dolar AS. Bahkan, rupiah sempat menyentuh Rp 15.263 per dolar AS pada pukul 10.33 WIB.

Kurs rupiah spot mencapai level paling kuat terhadap dolar AS sejak 6 September 2023 atau dalam lebih dari setahun terakhir. Kurs rupiah ini menguat 0,42% jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin di Rp 15.335 per dolar AS.

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalia Situmorang mengatakan dengan penguatan rupiah saat ini maka rentang terjadi aksi ambil untung. Karenanya, meski sempat menguat tinggi, tetapi ia tetap memperkirakan rupiah masih akan berkisar di Rp 15.300 per dolar AS pada akhir tahun.

Baca Juga: Makin Kokoh, Rupiah Sempat Menyentuh Rp 15.262 Per Dolar AS, Kamis (19/9)

"Karena kami lihat ini sudah kuat banget dan inflow sudah masif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/9).

Namun untuk sebulan ke depan, ia akan memperkirakan rupiah mampu bertahan pada level saat ini. Proyeksi itu juga mengantisipasi aksi ambil untung dari investor.

Di sisi lain, secara fundamental ia menghitung nilai wajar rupiah berada di kisaran Rp 15.000. Namun, ia berpandangan rupiah belum dapat mencapai level itu dalam waktu dekat dan memperkirakan baru tercapai di tahun depan.

"Karena current account deficit dan potensi peningkatan impor," tutup Hosiana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×