Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Ratih Mustikoningsih, Financial Expert Ajaib Sekuritas, menyatakan bahwa di tengah tingginya suku bunga dan depresiasi nilai tukar rupiah, saham sektor konsumsi serta tambang dan logam mineral berbasis ekspor masih layak untuk diperhatikan.
Sarkia juga melihat saham di sektor keuangan, khususnya perbankan, masih menarik. Namun, saham di sektor teknologi cenderung terpapar oleh sentimen negatif karena biaya pinjaman yang tinggi.
Di sisi lain, Nurwachidah, Research Analyst Phintraco Sekuritas, menyarankan investor untuk mulai mengantisipasi penurunan suku bunga acuan.
Baca Juga: The Fed Berpeluang Turunkan Suku Bunga pada 2024, Simak Saham Pilihan Analis
Hal ini dapat mempengaruhi saham di sektor yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, seperti properti dan keuangan.
Menurutnya, investor dapat membeli secara bertahap saham properti seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Selain itu, dia merekomendasikan saham perbankan seperti BBCA, Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) karena adanya potensi positif terkait pembagian dividen.
Baca Juga: Masih Ada Tantangan Suku Bunga, Ini Rekomendasi Saham Properti
Sarkia merekomendasikan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR), sementara Ratih menyarankan untuk membeli saham SIDO, MIDI, dan ADMR. Target resistance untuk masing-masing saham tersebut adalah Rp 630, Rp 456, dan Rp 1.530 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News