Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Waskita juga memiliki target penambahan proyek IKN, seperti perumahan menteri, mesjid, ada lima perumahan menko, dan dormitory atau perumahan untuk ASN.
Selain IKN, ada pula proyek luar negeri yang akan digarap Waskita. Pertama adalah proyek jalan di Sudan Selatan sepanjang 1.000 kilometer (Km).
Nilai total kontrak proyek Sudan Selatan mencapai US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 25 triliun untuk 5 tahun.
Proyek ini menggunakan skema barter, di mana nantinya proyek didanai oleh uang dari hasil pembelian minyak Pertamina dari Sudan. Itu artinya, Waskita akan menerima uang tunai dari Pertamina.
Kedua, pembangunan jalan di Timor Lester dengan nilai kontrak mencapai US$ 20 juta atau setara dengan Rp 250 miliar.
"Dari situ, kami berharap bisnis Waskita akan stabil. Kami tidak mengejar pertumbuhan, yang penting waskita masih bisa produksi, kemudian bisa cover untuk fixed cost-nya. Baru nanti di 2025 kita gas lagi setelah pemerintah baru announce terkait dengan programnya," paparnya.
Baca Juga: Kasus Waskita Karya, Kejagung Tetapkan 2 Eks Direktur Keuangan Jadi Tersangka
Waskita berharap, pemerintah baru yang terpilih nanti merupakan pemerintah yang memiliki visi terkait infrastruktur. Pasalnya, Indonesia masih sangat tertinggal di sektor ini.
Tergantung proyek Sudan
Informasi saja, sebelumnya Waskita Karya optimistis mampu memenuhi target kontrak baru di 2022 sebesar Rp 25 triliun.
Namun, menurut Destiawan, target tersebut masih tergantung dari proyek di Sudan Selatan.
"Kami masih menunggu Pertamina. Kalau Pertamina deal tahun ini, maka target lewat (terlampaui). Jika deal-nya tahun depan, maka target Waskita tidak tercapai," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News