kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Antisipasi kebijakan India, Astra Agro bidik pasar ekspor baru


Rabu, 11 April 2018 / 08:15 WIB
Antisipasi kebijakan India, Astra Agro bidik pasar ekspor baru


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) siap memperluas pasar ekspor. Langkah ini demi mengantisipasi tersendatnya volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) ke pasar India.

Pemerintah India berencana mengerek bea masuk sebesar 45% untuk produk sawit dan 54% untuk produk turunannya. Saat ini, India sudah mengenakan tarif sebesar 7,5%-15% untuk produk sawit dan 15%-25% untuk produk turunan sawit.

Kebijakan India tentu berimbas ke ekspor AALI. Seperti halnya produsen lain, anak usaha Grup Astra ini memang mengandalkan India sebagai negara tujuan ekspor. Porsi pasar India sebesar 7,6 juta ton atau 24,52% dari total ekspor kelapa sawit Indonesia yang sebesar 31 juta ton.

"Makanya sangat signifikan, kalau India terganggu akan berasa, pengiriman ekspor Astra Agro ke India mulai Januari menurun," ungkap Wakil Presiden Direktur AALI Joko Supriyono, Selasa (10/4).

Namun Joko enggan merinci kontribusi pasar India terhadap kinerja ekspor Astra Agro Lestari. Berdasarkan catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), permintaan dari India hanya naik 1% pada awal tahun ini, dari 593.250 ton pada Desember 2017 menjadi 598.350 ton sepanjang Januari 2018.

Joko bilang, AALI mulai mencari pasar alternatif untuk mengekspor produk CPO dan turunannya ke beberapa negara potensial, antara lain Pakistan, Bangladesh dan negara di Afrika. Meski tak sebesar India, ketiga negara ini dianggap memiliki prospek cukup cerah bagi industri CPO di Tanah Air.

Tahun ini, AALI mengucurkan belanja modal (capex) senilai Rp 1,8 triliun–Rp 2 triliun. "Capex terbesar untuk support operasional, seperti peremajaan kebun tua milik sendiri dan program kemitraan," ujar Santosa, Presiden Direktur AALI, kemarin.

AALI juga tengah membangun pabrik baru di Kalimantan Selatan yang mulai beroperasi pada awal tahun depan. Selain itu, emiten ini melakukan diversifikasi bisnis ke bidang peternakan sapi di Kalimantan Tengah.

Kemarin, harga AALI kembali melemah 0,18%. Saham AALI ditutup di level Rp 13.750 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×