Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Ekspansi bisnis batubara PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tidak semulus yang direncanakan. Emiten yang biasa disebut Antam ini menunda rencana akuisisi tambang batubara baru. Kondisi industri batubara yang sedang tidak bergairah menjadi pemicunya.
Antam, sejatinya, ingin mengakuisisi satu tambang batubara di tahun 2013 ini. Tapi, sekarang, "Kami fokus dulu saja pada tambang yang sudah ada. Akuisisi mungkin baru tahun depan," kata Tato Miraza, Direktur Utama Antam, beberapa waktu lalu.
Antam, melalui anak usaha, PT Indonesia Coal Resources (ICR), sudah menguasai satu tambang batubara yang berlokasi di Sarolangun, Jambi. Antam membeli tambang ini seharga Rp 92,5 miliar pada Januari 2011.
Tambang Sarolangun memiliki cadangan batubara sebanyak 8,25 juta ton. Dari sisi kualitas, batubara tambang Sarolangun memiliki kalori rata-rata 5.300-5.500 kilo kalori per kilogram (kkal/kg).
Sepanjang 2012, tambang Sarolangun sudah memproduksi batubara 608.000 ton. Antam berharap, produksi Indonesia Coal Resources bisa mencapai 1 juta ton batubara di tahun ini.
Antam tentu tidak bisa mengandalkan produksi Sarolangun. Pasalnya, kebutuhan batubara Antam bakal terus bertambah seiring banyaknya proyek ekspansi.
Antam, misalnya, sedang menggarap proyek Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan senilai US$ 490 juta. Penggarapan proyek ini lebih cepat dari jadwal semula. Pada Oktober 2013, Antam sudah bisa melakukan uji produksi (commissioning) CGA Tayan.
Antam juga tengah menggarap Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) dengan nilai investasi mencapai US$ 573 juta. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi pabrik feronikel Pomalaa. Proses engineering, procurement and construction (EPC) P3FP sudah mencapai 26,8%. Sementara, penyerapan anggaran sudah senilai 26,06% dari total nilai proyek.
Antam menghitung, berbagai proyek itu bakal mendongkrak kebutuhan batubara Antam menjadi sekitar tiga juta ton dalam lima tahun ke depan. Kondisi inilah yang mendorong Antam mengakuisisi tambang batubara.
Antam memiliki kekuatan finansial untuk merealisasikan rencana itu. ANTM telah mengantongi izin untuk menerbitkan obligasi berkelanjutan Rp 4 triliun. ANTM telah menerbitkan Rp 3 triliun dan sisanya akan dilepas tahun ini. Sayang, kini, Antam terpaksa harus memendam nafsu ekspansinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News