Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SYDNEY. Spekulasi bahwa harga minyak sudah tergerus dalam mendorong aksi beli investor terhadap komoditas ini. Alhasil, harga minyak di New York mencatatkan kenaikan.
Pagi tadi, harga kontrak minyak untuk pengantaran November naik sebesar 81 sen menjadi US$ 93,23 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 11.55 waktu Sydney, kontrak yang sama berada di level US$ 93,02 per barel.
Kemarin (20/9), harga minyak juga mencatatkan kenaikan sebesar 12 sen menjadi US$ 92,42 per barel. Namun jika dihitung, harga minyak sudah tergerus hingga 6,4% pada pekan ini, yang merupakan penurunan mingguan terbesar sejak 1 Juni lalu.
"Jika Anda melihat adanya penurunan yang tidak terduga seperti itu, Anda dapat melihat bakal terjadi kenakan sekitar US$ 10 dari level tertinggi dan level terendahnya. Itu sebabnya, para buyer kembali membeli emas," papar Phil Flynn, senior market analyst Price Futures Group di Chicago.
Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran November naik 53 sen menjadi US$ 110,56 per barel di ICE Futures Europe Exchnage.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News