kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Angin Segar Susulan Bagi Emiten Perhotelan


Kamis, 20 Juni 2024 / 20:31 WIB
Angin Segar Susulan Bagi Emiten Perhotelan
ILUSTRASI. Setelah Ramadan dan Lebaran, emiten perhotelan mendapatkan angin segar susulan berupa libur panjang.


Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Setelah mendapatkan angin segar selama Ramadan dan Lebaran, emiten perhotelan mendapatkan angin segar susulan berupa libur panjang.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatat penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 2,31 triliun di kuartal I-2024. Pendapatan CTRA naik 8,69% secara tahunan atau year on year (YoY) dari sebelumnya sebesar Rp 2,13 triliun.

Sedangkan, pendapatan PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) di kuartal I-2024 turun 7,75% secara YoY menjadi Rp 22,49 miliar.

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menjelaskan, emiten perhotelan bergantung pada tingkat okupansi hotel itu sendiri. Adanya okupansi hotel akan meningkatkan nilai required income.

Secara teknikal, dirinya menilai, sejauh ini di sektor hotel terdapat emiten yang tidak likuid dan sebagian downtren. Dia menyebut, saham CTRA memiliki kinerja bagus dan meyakinkan bagi investor untuk akumulasi beli.

Baca Juga: Kembangkan Wisata Golf, Intra Golflink (GOLF) Milik Anak Tommy Soeharto Gelar IPO

Menurut Nafan, CTRA memiliki required income yang tidak hanya bersumber dari hotel, namun sektor properti lainnya seperti mall, perkantoran, ataupun ruko-ruko. Dengan portofolio yang banyak, menurut Nafan, Ciputra Development dapat saling menutupi dan bersinergi.

Sektor perhotelan akan diuntungkan dengan potensi suku bunga oleh bank sentral pada tahun ini. Dengan demikian akan mendorong peningkatan permintaan kredit termasuk kredit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

Dari sisi negatif, apabila bank sentral tidak jadi menurunkan suku bunga, maka otomatis likuiditas pasar akan berkurang. Dengan demikian, hal ini akan mempengaruhi pergerakan harga saham.

“Hal ini menjadi krusial karena mempengaruhi teknikal analisis,” kata Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (20/6).

Baca Juga: OJK: Ada 81 Calon Emiten di Pipeline IPO

Selain itu, kompetisi menjadi sentimen di sektor perhotelan di antaranya seperti adanya homestay dan motel. Tak hanya itu, sentimen pariwisata juga berpengaruh karena majunya sektor pariwisata turut mendongkrak sektor hotel.

Ke depan, emiten perhotelan tengah bersiap menyambut musim libur panjang serta hari libur lainnya termasuk Natal dan tahun baru.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda menyebut, kinerja emiten perhotelan bervariasi. Sentimen positif yang dapat mendorong kinerja emiten hotel antara lain meningkatnya jumlah wisatawan, penyelenggaraan event ataupun konser internasional, dan kebijakan pemerintah.

Adapun sentimen penekannya seperti ketidakpastian ekonomi global yang saat ini belum stabil dan segera berakhirnya libur panjang.

Baca Juga: Pacu Ekspansi Proyek, Pengembang Properti Bakal Rajin Tambah Lahan

Dalam penjelasannya, prospek kinerja dan saham emiten hotel akan bervariasi hingga akhir tahun ini. Dirinya menilai saham EAST akan mengalami pertumbuhan positif.

Hal ini setelah melihat kinerja perusahaan setiap tahun yang mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Tetapi emiten perhotelan belum begitu menarik di mata para investor.

Vicky merekomendasikan untuk buy on weakness pada saham EAST dengan target harga Rp 125.

Sedangkan, Nafan merekomendasikan untuk accumulative buy pada saham CTRA dengan target harga Rp 1.175 per saham. Lalu, mengingat saham SHID yang tengah bearish consolidation, dia merekomendasikan hold dengan target harga Rp 800 per saham.

Nafan merekomendasikan hindari saham EAST atau hold. Sebab, saham Eastpacr berada dalam kondisi downtrend dan diproyeksikan akan uji support di level Rp 107.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×