Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intra GolfLink Resorts Tbk (GOLF) menapaki langkah untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO), GOLF akan melepas sebanyak-banyaknya 3,1 miliar saham baru.
Jumlah itu setara 15,02% dari seluruh modal disetor setelah IPO, dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham. Dalam masa penawaran awal, GOLF memasang harga Rp 200-Rp 230 per saham. Dengan harga indikatif tersebut, GOLF mengincar dana segar hingga Rp 713 miliar.
Komisaris Utama Intra GolfLink Resorts Darma Mangkuluhur Hutomo mengungkapkan, IPO menjadi bagian dari strategi GOLF untuk menggelar ekspansi dan mengembangkan bisnis wisata golf (golf tourism) di Indonesia. Putra dari Tommy Soeharto ini mengatakan bahwa golf tourism punya prospek menjanjikan, terutama setelah pandemi covid-19.
"Sejak pandemi, aktivitas golf terus naik. Membuka peluang besar untuk ekspansi dan investasi di golf tourism. Ini menjadi fokus kami, sekaligus untuk memperkuat infrastruktur, fasilitas dan ekosistem pendukungnya," kata Darma dalam konferensi pers, Rabu (19/6).
Baca Juga: Tommy Soeharto Boyong Perusahaan Lagi ke BEI, Kini GOLF Mau IPO Bidik Rp 713 Miliar
Darma melanjutkan, GOLF tidak hanya menyasar pasar domestik, melainkan ingin menjadi destinasi bagi para pe-golf mancanegara. Pasalnya, golf tourism Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand dan Vietnam.
Padahal, golf tourism akan membawa dampak positif terhadap sektor lainnya seperti properti, hospitality hingga bisnis Food & Baverages (F&B). Melihat peluang tersebut, GOLF pun akan menggunakan mayoritas dana dari hasil IPO untuk mengembangkan ekosistem golf tourism.
Dari dana IPO yang terhimpun, sekitar 87,53% akan dialokasikan untuk setoran modal ke PT New Kuta Golf and Ocean View (NKG), entitas anak GOLF yang mengelola bisnis golf dan hotel di Bali.
Merujuk prospektus, sekitar 67,32% dana tersebut kemudian akan digunakan NKG untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) berupa pembangunan hotel bintang enam Luxury Boutique Hotel di Hole 15-The Cliff Hanger, kawasan Pecatu Indah Resort, Jimbaran, Bali.
Baca Juga: Intra Golflink (GOLF) Milik Anak Tommy Soeharto Bidik Rp 713 Miliar dari IPO
Kemudian sekitar 11,22% akan digunakan NKG untuk capex berupa pembelian lahan seluas 11.332 M2 yang berada di depan Luxury Boutique Hotel sebagai sarana pendukung hotel bintang enam tersebut. Sekitar 3,65% akan dipakai untuk pembangunan New Kuta Golf Villa beserta fasilitas pendukungnya.
Selanjutnya, sekitar 5,34% akan digunakan untuk modal kerja atau operational expenditure (opex), yang antara lain akan dipakai NKG untuk biaya perawatan lapangan serta biaya operasional lain untuk mendukung kegiatan usaha.
"Bali sudah dikenal sebagai destinasi wisata berskala global. Intra GolfLink Resort ingin membangun golf tourism, jadi kami fokus juga untuk bangun infrastrukturnya. Ke depannya, kami bisa ekspansi ke tempat-tempat lain," imbuh Darma.
Selain itu, sekitar 5,34% dari dana IPO akan digunakan oleh GOLF untuk melakukan setoran modal kepada entitas anak yaitu PT Sentul Golf Utama (SGU). Sedangkan sisa 7,13% akan dipakai sebagai opex untuk membiayai kegiatan operasional GOLF.
Baca Juga: Saham Tak Likuid Bisa Masuk Papan Khusus Lebih Cepat
Direktur Utama Intra GolfLink Resorts Dwi Febri Astuti optimistis ekspansi hotel bintang enam di Bali akan memberikan dampak positif terhadap kinerja GOLF ke depannya. Pembangunan hotel tersebut masih dalam tahap perizinan, dan proses pembangunan ditargetkan rampung hingga tiga tahun mendatang.
Dwi belum merinci total investasi untuk membangun hotel bintang enam ini. Dwi hanya mengatakan, mayoritas kebutuhan investasi akan dipenuhi dari dana hasil IPO. "Ini menjadi bagian visi kami ekspansi di golf tourism. Peluang untuk investasi masih sangat besar," kata Dwi.
Dwi meyakini GOLF bisa menangkap peluang dari pertumbuhan bisnis golf, memadukan dengan potensi sektor pariwisata di Indonesia. "Kami melihat minat yang terus meningkat baik dari pemain lokal maupun turis internasional yang tertarik menikmati pengalaman bermain golf di tengah keindahan alam Indonesia," ungkap Dwi.
Pertumbuhan minat terhadap golf tercermin dari kinerja keuangan GOLF yang terus meningkat dari tahun 2021-2023. GOLF bahkan mampu membalikkan kerugian Rp 32,04 juta pada 2022 menjadi laba Rp 25,53 miliar pada tahun 2023.
Baca Juga: Regulasi Papan Pemantauan Khusus Diubah, Saham Ini Akan Masuk Keluar Lebih Cepat
Secara top line, GOLF mencatatkan penjualan sebesar Rp 177,58 miliar pada tahun 2023, tumbuh 59,07% dibandingkan Rp 111,63 miliar pada 2022. Sedangkan laba bersih GOLF melonjak 135,68% secara tahunan dari Rp 25,53 miliar menjadi Rp 60,17 miliar pada 2023.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Investment Banking Samuel Sekuritas Indonesia Nyoman Widita Prabawa mengungkapkan GOLF memiliki performa keuangan yang sehat. Strategi ekspansi pengembangan properti dalam ekosistem golf tourism berpotensi menjaga tingkat margin dan profitabilitas yang sehat.
Nyoman menyebut ada animo yang positif menjelang masa penawaran awal GOLF. Direktur Semesta Indovest Kerry Rusli menambahkan, manajemen dan underwriter optimistis terhadap antusiasme IPO GOLF, meski dilakukan saat pasar saham sedang berfluktuasi kencang.
Sebagai informasi, dalam IPO ini GOLF menunjuk PT KB Valbury Sekuritas, PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Semesta Indovest Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Baca Juga: Masih Tech Winter, Pendanaan ke Startup Fundamental Kuat
Berikut indikasi jadwal IPO dari GOLF:
- Masa penawaran awal: 20-25 Juni 2024
- Perkiraan tanggal efektif: 28 Juni 2024
- Masa penawaran umum: 2-4 Juli 2024
- Tanggal penjatahan: 4 Juli 2024
- Tanggal distribusi saham: 5 Juli 2024
- Perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan: 5 Juli 2024
- Tanggal pencatatan saham: 8 Juli 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News